Dirilis

04 Januari 2023

Penulis

BTPN Mitra Bisnis

Suatu revolusi dalam kegiatan berbelanja yang dikenal dengan e-commerce kini bukanlah hal yang baru lagi di kalangan masyarakat. Dengan segala kemudahan dan kepraktisan yang ditawarkan, Indonesia bahkan menempati posisi ke-5 global sebagai negara dengan pengguna internet yang rutin melalukan belanja online setiap pekannya. Sebelumnya ada negara Thailand, Korea Selatan, Meksiko, dan Turki. 

Sejalan dengan perkembangan e-commerce, inovasi tiada henti pun muncul dari berbagai sektor, utamanya sistem pembayaran digital yang turut mengambil andil besar. Berikut adalah beberapa tren di e-commerce yang diperkirakan akan melejit di tahun ini: 

 

Tren Quick Commerce di Indonesia 

Quick Commerce menyusung konsep yang menyerupai e-commerce di mana merupakan platform jual-beli digital. Namun, perbedaan paling mencolok ialah jasa pengiriman yang digunakan. Dalam bisnis quick commerce, dihadirkan pengiriman kilat sehingga pelanggan dapat memperoleh pesanan mereka dalam waktu sesingkat mungkin, seperti dalam jangka waktu satu jam. Berbekal konsep ini, produk yang dijual tentunya bukan produk yang memerlukan pengemasan berlapis dan yang dibeli dalam jumlah sedikit serta mudah dikirim, contohnya ialah bahan makanan dan produk rumah tangga. Perubahan kebiasaan masyarakat dalam berbelanja makanan selama pandemi turut mengakselerasi penggunaan quick commerce di Indonesia. 

Menurut SurveySensum, sepanjang tahun lalu, terjadi peningkatan 42% dalam pencarian belanja cepat atau quick commerce. Selain itu, pencarian untuk layanan instant dan pertumbuhan layanan Same Day Delivery juga meningkat 700% dan 3 kali lipat. Di Indonesia sendiri, setidaknya telah ada tujuh start-up yang menerapkan konsep ini, di antaranya yaitu: 

 

1. Tokopedia Now 

Selama Desember 2021 lalu, Tokopedia Now mengalami peningkatan transaksi hampir dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya. Layanan yang mengklaim pelanggan dapat menerima pesanan dalam kurun waktu dua jam ini mencatatkan bumbu dan bahan masakan, telur dan olahan susu, sayur dan buah segar, daging dan seafood serta pie, pasta dan bihun sebagai kategori paling laris. Melalui kerja sama dengan para UMKM tepercaya, Tokopedia Now telah memiliki dua ribu produk di dalamnya dan berencana meningkatkannya lagi menjadi tiga ribu produk di tahun ini. 

 

2. TaniHub 

Pandemi membuat TaniHub mencatatkan peningkatan pendapatan hingga 639% secara tahunan dan 250 ribu pengguna baru pada tahun 2020. Start-up ini berhasil menjangkau wilayah-wilayah di Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung – Sumedang, Yogyakarta – Solo – Semarang, Surabaya – Malang – Pasuruan, dan Bali. Tani Instan dengan pengiriman maksimal sehari kini telah hadir di Jakarta Barat. 

 

3. Sayurbox 

Saat awal pandemi merebak tahun 2020 lalu, permintaan produk Sayurbox sempat melonjak hingga lima kali lipat. Keberuntungan pun datang menghampiri, berkat permintaaan tinggi tersebut, Sayurbox pun menggaet 1.000 mitra petani lainnya di sejumlah daerah termasuk Surabaya dan Bali. Semasa PPKM Darurat pada Juli 2021 lalu, permintaan Sayurbox mengalami peningkatan 43%. 

 

4. Segari 

Start-up yang muncul di tahun 2020 ini telah berhasil mendapatkan pendanaan seri A senilai US$ 16 juta atau setara Rp 227,6 miliar pada September 2021 lalu yang dipimpin oleh Go-Ventures dengan partisipasi dari Susquehanna International Group (SIG) dan berbagai investor strategis seperti Alfamart, Gunung Sewu Group, dan Intrinity Capital yang berafiliasi dengan Gulaku. BEENEXT, AC Ventures dan Saison Capital yang merupakan para investor Segari sejak tahap awal juga ikut terlibat dalam putaran pendanaan ini. Segari berhasil meningkatkan jumlah pengguna, pesanan, dan pendapatannya lebih dari 20 kali lipat. Start-up ini mengklaim pesanan akan sampai hanya dalam kurun waktu 15 jam saja. 

 

5. Bananas 

Bananas, salah satu start-up quick commerce baru di Indonesia mengumumkan telah mendapatkan pendanaan awal (seed funding) sebesar US$ 1 juta atau setara Rp 14,3 miliar yang dipimpin oleh East Ventures, dengan partisipasi dari SMDV, ARISE, MDI Ventures dan beberapa angel investor. Selain itu, Bananas juga masuk dalam Y Combinator Winter 2022, inkubator start-up bergengsi yang memiliki tingkat penerimaan 2% di antara start-up teknologi global sehingga menjadikan Y Combinator sebagai salah satu investor Bananas dengan investasi baru mereka sebesar US$ 500.000 atau setara Rp 7,1 miliar. Berkat pendanaan tersebut, Bananas berhasil mendapatkan total US$ 1,5 juta atau sekitar Rp 21,5 miliar dalam pendanaan tahap awal ini. Melalui layanannya, pelanggan dapat berbelanja barang kebutuhan sehari-hari, membayar, dan menunggu pesanan dalam waktu rata-rata 10 menit melalui aplikasi. Bananas juga mengandalkan hub mikro berbasis teknologi bernama dark stores dalam menjalankan bisnisnya yang ditempatkan di dekat area banyak pemukiman untuk mengantarkan bahan makanan secara instan. 

 

6. Astro 

Selain Bananas, Astro juga menjadi start-up quick commerce dalam negeri yang telah mengumpulkan pendanaan seri A senilai $27 juta atau setara Rp 387 miliar. Putaran ini dipimpin oleh Accel dan Sequoia Capital India dan tergabung juga para pemodal ventura yang terlibat di investasi sebelumnya, termasuk AC Ventures, Global Founders Capital, Lightspeed, dan Goodwater Capital. Adapun sejumlah angel investor yang turut mendukung pendanaan ini, di antaranya founder dan eksekutif senior dari Traveloka, Ajaib, Meesho, OYO, Swiggy, dan Udaan. Dana segara akan dimanfaatkan Astro untuk memperluas jangkauan di Indonesia sekaligus meningkatkan SDM hingga tiga kali lipat hingga akhir tahun 2022 mendatang. Astro mengklaim bahwa pengiriman akan dilakukan dalam waktu 15 menit dengan memanfaatkan keberadaan dark stores sebagai pusat distribusi yang berlokasi di beberapa titik.

 

Tren PayLater di Indonesia 

PayLater merupakan sistem pembayaran yang mengusung konsep ‘beli sekarang, bayar nanti’ yang kini sangat terkenal di kalangan konsumen online. Fitur ini akan menunda pembayaran dengan memperoleh barang terlebih dahulu baru membayar melalui cicilan. 

AVP of Fintech Lending Tokopedia, Rocky Stephanus menyebutkan jumlah pengguna yang memanfaatkan fitur PayLater meningkat hampir 2x lipat pada tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara, jumlah transaksi yang terjadi lewat fitur tersebut juga bertumbuh hampir 3x lipat. Beberapa kota yang mengalami peningkatan pengguna fitur PayLater tertinggi selama 2021, yaitu Batam, Pekanbaru, Bandar Lampung, Yogyakarta dan Balikpapan. 

Dari data Fintech Report 2021, terlihat bahwa fitur PayLater menduduki posisi ke-2 sebagai produk fintech yang paling dikenal masyarakat. Terdapat 2 pendekatan dalam menggunakan PayLater di Indonesia. Pertama, fitur PayLater disediakan langsung atau bawaan dari e-commerce. Kedua, fitur PayLater melalui aplikasi atau platform dari pihak ketiga yang khusus bergerak di bidang fintech.

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa sepanjang tahun 2021, Shopee PayLater menjadi layanan paylater yang paling sering digunakan dengan persentase sebesar 78,4%. Kemudian, disusul oleh GoPayLater dengan persentase 33,8%. Lanjut, ada Kredivo 23,2% dan Akulaku 20,4% di posisi ke-3 dan ke-4. Di posisi kelima ialah Traveloka PayLater dengan persentase 8,6%. Dari kelima layanan, tiga di antaranya merupakaan bawaan dari e-commerce. Sementara itu, ada juga Indodana 3,3% dan Home Credit 2,8% di posisi 6 dan 7. 

 

Tren Live Commerce di Indonesia 

Salah satu media sosial yang penggunaannya melejit selama pandemi ialah Tiktok. Tiktok terkenal dengan live streaming sales mereka yang mampu menggaet pelanggan baru dan meningkatkan transaksi. Fitur Tiktok Shopping akan menampilkan konten menarik dan interaktif, seperti me-review produk dan unboxing serta menginfokan diskon atau promo yang berlangsung. Pada TikTok Shopping Hoki Sale yang berlangsung pada 20-26 Januari lalu, Tiktok berhasil mencatatkan kenaikan nilai transaksi (GMV) hingga 411% dan meningkatkan pesanan di Tiktok Shop hingga 564,1% dibanding periode sebelumnya. Seperti brand lokal perlengkapan rumah tangga, Tinaco yang memanfaatkan fitur live streaming di Tiktok dan mencatat GMV sebesar Rp 70 juta dalam kurun waktu 19 menit sejak live stream dimulai.

Jika Anda pertanyaan terkait topik ini, silakan berkonsultasi secara gratis di Tanya Ahli. Daftarkan dulu diri Anda untuk akses penuh ke seluruh fitur Daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.5

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS