06 Januari 2025
Dirilis
Penulis
Peni Hidayah
E-commerce atau perdagangan online menjadi salah satu platform yang paling banyak digunakan orang sekarang baik penjual maupun pembeli. Jumlah pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 58,63 juta dan diprediksi mencapai 99,1 juta pengguna di tahun 2029 ( PDSI Kementerian Perdagangan, 2024). Jumlah yang fantastis.
Anda mungkin salah satu pengguna e-commerce untuk bisnis. Tentunya Anda berharap e-commerce dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan. Melihat potensi pengguna yang semakin bertambah maka peluang bisnis Anda bertumbuh juga besar. Namun, dibalik itu, ada tantangan yang perlu Anda hadapi terkait keamanan data pelanggan.
Jenis Tantangan dan Ancaman Keamanan Data Pelanggan di E-commerce
Seperti halnya kasus keamanan internet lainnya, ada banyak risiko yang perlu diwaspadai. Risiko terbesar yaitu pencurian data yang kemudian disalahgunakan untuk kepentingan pribadi si pelaku.
Biasanya ancaman yang menargetkan sistem keamanan e-commerce yaitu:
- Data dibaca dan diubah sembarangan
- Kecurangan dari pihak yang tidak memiliki wewenang
- Akses akun dan data dibobol
Ketiganya menjadi ancaman dasar yang sering kita dengar beritanya di berbagai platform media. Di tahun 2020 Maret lalu, ada kasus peretasan oleh Whysodank yang meretas 91 juta akun pengguna e-commerce yang kemudian dijual di pasar gelap. Di Indonesia sendiri banyak kasus akun yang dibobol akan dipergunakan untuk memeras pemilik akun atau pihak yang bersangkutan, bahkan akunnya dapat digunakan untuk pinjaman online yang berbahaya tanpa persetujuan pemilik akun.
Baca juga: Modus-modus Kejahatan Siber Keuangan yang Harus Anda Waspadai
Tips Amankan Data Pelanggan di E-commerce
Berbagai kejadian ancaman tersebut merugikan pebisnis di e-commerce dan pengguna. Bagi Anda pemilik bisnis di e-commerce, kebocoran data pengguna dapat menyebabkan Anda kehilangan kepercayaan pelanggan yang akhirnya mengganggu bisnis. Maka, coba terapkan tips ini agar data pelanggan Anda lebih aman.
1. Gunakan Enkripsi Data
Enkripsi dapat diartikan penguncian data informasi yang diberikan oleh pelanggan sehingga hanya dapat dibaca oleh penerima yang memiliki kunci enkripsi. Enkripsi ini mengamankan data sensitif seperti nomor rekening, password, dll.
Cara kerja enkripsi yaitu dengan mengubah data menjadi kode-kode yang sulit dipahami. Sebagai contoh, ketika ada pelanggan yang mendaftar dengan mengisi data pribadi, Anda dapat mengamankannya menggunakan SSL pada website hingga muncul icon gembok di alamat browser.
2. Lakukan Pembaruan Keamanan secara Berkala
Pembaruan sistem keamanan secara rutin dapat melindungi platform dari ancaman baru. Misalnya tiap 6 bulan sekali, Anda meminta semua pelanggan mengganti password. Penggantian ini akan mencegah terjadinya pembobolan data, ibaratnya seperti Anda memperbarui gembok pintu, jadi kunci sebelumnya tidak dapat digunakan.
3. Terapkan Autentikasi Dua Faktor
Autentikasi Dua Faktor (2FA) merupakan sistem verifikasi yang membutuhkan dua proses verifikasi untuk membuktikan diri sendiri. 2FA ini mempersulit peretas membobol akun data.
Umumnya faktor verifikasi pertama berupa password/kata kunci. Faktor kedua harus lebih sulit dari faktor pertama untuk dibobol oleh peretas, contohnya menggunakan biometrik, OTP (one time password), dan verifikasi email.
4. Tetapkan Syarat Password yang Kuat
Menetapkan aturan password nampak hal sepele namun ini sangat penting untuk diperhatikan. Semakin sulit password yang dibuat maka semakin susah diretas. Semakin banyak kombinasi yang Anda terapkan, peluang tertebaknya semakin kecil.
Jangan hanya menetapkan password yang terdiri dari minimal 6 huruf dan harus ada kapital saja, tetapi harus banyak variasinya seperti harus ada angkanya, harus ada karakter istimewa, minimal 8 huruf. Semakin tinggi elemen yang diwajibkan maka secara peluang kombinasi matematika semakin banyak sehingga susah ditebak.
5. Batasi Jumlah Pengakses Data
Batasi jumlah orang yang dapat mengakses ke data sensitif pelanggan. Semakin sedikit yang dapat mengakses semakin aman. Pilihlah yang dapat dipercaya dan sesuai dengan tupoksi pekerjaannya.
Baca juga: Keamanan Finansial di Era Digital, Tips Cegah Pencurian Informasi Pribadi untuk Generasi Muda
Mengamankan data pelanggan di transaksi online terutama di e-commerce penting dilakukan agar pelanggan tetap menaruh kepercayaan dan nyaman dalam berbelanja. Anda dapat melakukan 5 tips mudah dengan menggunakan enkripsi, pembaruan sistem berkala, menerapkan 2FA, menetapkan syarat password yang kuat, dan membatasi pengakses data, agar data pelanggan lebih aman.
Masih banyak tantangan lainnya yang perlu Anda ketahui tentang transaksi online. Anda dapat menemukan informasinya sekaligus tips menghadapinya di sini secara gratis. Anda juga dapat secara langsung bertanya ke ahlinya secara gratis pula untuk mendapatkan solusi yang memuaskan.
Sumber:
Berbagai sumber
Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Berikan Komentar