Dirilis

06 Pebruari 2024

Penulis

Lucky Lombu

Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbesar keempat di dunia. Trademap.org mencatat, Indonesia telah mengekspor 27 ribu ton singkong beku dalam periode 2018-2022. Jika Anda juga ingin ikut menjadi eksportir singkong, meraih cuan sekaligus berkontribusi bagi negara, di bawah ini ada beberap tips dan cara ekspor singkong yang perlu Anda perhatikan. Salah satunya, siapkan sertifikat fitosanitari untuk izin ekspor pertanian.

Baca Juga: Tips Ekspor Daun Pisang ke Jepang

 

Tips Ekspor Singkong

Ada beberapa tips umum yang perlu Anda ketahui jika Anda ingin menjadi eksportir singkong yang sukses. Berikut ini diantaranya:

 

1.    Kenali Potensi Pasar di Negara Tujuan

Setiap negara memiliki preferensi konsumen yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi Anda mengenali potensi pasar dengan jenis-jenis produk singkong yang paling diminati di negara tujuan ekspor. 

Misalnya seperti data di atas, beberapa negara membeli singkong beku untuk bahan baku, dari Indonesia. Sebagai alternatif, Anda juga bisa menjual produk olahan dalam bentuk kue atau camilan, atau tepung singkong untuk keperluan kuliner. 

Baca Juga: Ekspor Porang Indonesia Menjanjikan, lho!

 

2.    Pilih Negara Tujuan Ekspor dengan Bijak

Setelah mengidentifikasi produk singkong yang paling diminati, langkah selanjutnya adalah memilih negara tujuan ekspor dengan bijak. Pelajari regulasi perdagangan, kebijakan impor, dan tren konsumen di negara tersebut. Beberapa negara yang dikenal sebagai pasar potensial untuk ekspor singkong, antara lain Amerika Serikat, Jepang, dan sebagian besar negara Eropa.

 

3.    Pahami Aturan dan Regulasi Ekspor Singkong

Sebelum memulai proses ekspor, pahami dengan baik aturan dan regulasi ekspor singkong yang berlaku di negara asal dan negara tujuan. Pastikan bahwa produk Anda memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan yang ditetapkan. Beberapa negara mungkin memiliki persyaratan khusus terkait sertifikasi organik, pengemasan, atau labeling yang perlu dipatuhi, termasuk soal sertifikat fitosanitari.

 

4.    Jalin Kemitraan dengan Pihak Terkait

Kemitraan bisnis dapat memainkan peran kunci dalam kesuksesan ekspor singkong. Jalin kerjasama dengan produsen, distributor, atau agen pemasaran lokal di negara tujuan ekspor untuk memudahkan distribusi dan pemasaran produk Anda. Pihak yang sudah berpengalaman dalam bisnis ekspor dapat memberikan panduan berharga terkait kebijakan lokal dan preferensi konsumen.

 

5.    Fokus pada Kualitas Produk

Daya saing produk Anda di pasar internasional sangat ditentukan oleh kualitasnya. Pastikan bahwa singkong yang Anda ekspor memenuhi standar mutu internasional. Investasikan dalam teknologi pengolahan yang modern dan pastikan proses produksi sesuai dengan standar kebersihan dan keamanan pangan.

 

Sertifikat Fitosanitari untuk Izin Ekspor Pertanian

Nah, sekarang, jika kita menyoal cara ekspor singkong, Anda perlu memahami jika singkong termasuk ke dalam komoditas pertanian. Terutama jika yang kita bahas adalah singkong beku sebagai bahan baku. Dan mengekspor komoditas pertanian tidak sesederhana mengirim paket ke luar negeri, apalagi jika Anda ingin mengirim komoditas itu ke negara-negara anggota Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization, atau WTO).

WTO memiliki Kesepakatan SPS (Agreement on the Application of Sanitary and Phytosanitary Measures, atau SPS Agreement), yang pada intinya mengikat negara-negara anggotanya untuk memperhatikan standar kesehatan dalam perdagangan internasional. Jika mengutip dari booklet di agriculture.gov.au, standar kesehatan yang dimaksud adalah bebas dari organisme pengganggu tumbuhan, seperti hama, penyakit, dan gulma.

Selain soal kesehatan, Kesepakatan SPS juga terkait usaha melindungi produsen lokal di negara tujuan.

Pertanyaannya, bagaimana Anda bisa memenuhi Kesepakatan SPS, sehingga Anda bisa mengekspor singkong ke negara tujuan? Anda perlu menyiapkan Phytosanitary Certificate atau sertifikat fitosanitari. Apa itu sertifikat fitosanitari? Sertifikat fitosanitari adalah sertifikat atau dokumen kesehatan yang menyatakan bahwa suatu komoditas pertanian atau perkebunan bebas dari risiko penyakit tumbuhan. 

Bagaimana cara mendapat sertifikat fitosanitari? Anda bisa mengajukan Permohonan Pemeriksaan Karantina Online (PPK Online) kepada Badan Karantina Pertanian melalui situs IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System). Jika Anda baru pertama kali mengakses IQFAST, Anda perlu mendaftarkan diri dan melengkapi data yang diminta. Jika Anda sudah mendaftar dan masuk ke dalam sistem IQFAST, Anda bisa mengajukan permohonan. Jika permohonan Anda diterima, Anda akan mengikuti pemeriksaan administrasif dan kesehatan. Jika semuanya berjalan lancar, Anda seharusnya bisa mendapatkan sertifikat fitosanitari. Sertifikat fitosanitari akan melengkapi persyaratan administrasi yang wajib Anda penuhi dalam proses ekspor ke luar negeri. 

Tapi ada baiknya Anda menyiapkan diri sejak jauh-jauh hari, mengantisipasi jika proses sertifikasi Anda butuh waktu cukup lama.

Semoga tips di atas bisa membantu dalam rencana Anda mengekspor singkong. Ingat, pahami potensi sesuai dengan preferensi pasar tujuan, pilih negara tujuan ekspor dengan bijak, pahami aturan dan regulasi ekspor, jalin kemitraan yang strategis, dan berfokus pada kualitas produk. 

Jika Anda butuh saran lebih lanjut, Anda bisa berkonsultasi di Tanya Ahli. Silakan daftarkan diri Anda untuk akses gratis di Daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

4 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Hendratno

10 Pebruari 2024

Keren Infonya

Balas

. 0

M yusuf hutasuhut

09 Pebruari 2024

Thanks daya untuk info bermanfaatnya

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS