Dirilis

21 Maret 2024

Penulis

Madyaning Sekar Nuricha Pramesti

Kabar mengejutkan muncul dari perusahaan besar The Body Shop pada awal Maret 2024. The Body Shop telah menutup lebih dari 50% gerainya di Inggris. Disusul penutupan anak usaha di Amerika Serikat dan Kanada. Ada 33 gerai dilikuidasi.

Induk The Body Shop Inggris bangkrut bulan Februari lalu, setelah perusahaan Jerman, Aurelius membelinya. Situasi ini menyebabkan hampir dua ribu pekerja di 100 gerai di PHK. Perusahaan ini menghadapi penurunan penjualan di awal 2023, penjualan turun hingga 13,5%. Bangkrutnya induk usaha ini menyebabkan perusahaan kekurangan uang tunai.

Bagaimana bisa perusahaan besar seperti The Body Shop bangkrut? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Sebelum kita ulas bersama kisah di balik bangkrutnya The Body Shop Eropa, mari kita mengenal lebih dulu apa itu The Body Shop.

 

Profil The Body Shop

The Body Shop, perusahaan besar kedua di bidang kosmetik yang berdiri di tahun 1976 ini, dikenal sebagai perusahaan yang mengutamakan nilai natural, sustainable, ethical dan cruelty-free. The Body Shop didirikan oleh Anita Roddick, seorang aktivis lingkungan. The Body Shop merupakan salah satu perusahaan yang menolak pengujian pada hewan untuk memproduksi produknya. Pada tahun 2019, perusahaan mendapatkan sertifikasi “B Crop” julukan bagi perusahaan yang peduli terhadap lingkungan.

 

Kisah di Balik Runtuhnya The Body Shop Eropa

Dilansir dari CNN, penyebab bangkrutnya The Body Shop adalah inflasi yang tinggi dan persaingan yang ketat. Inggris sedang menghadapi inflasi yang tinggi sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun, apalagi target konsumen The Body Shop, kelas menengah juga sedang mengalami kesulitan di tengah inflasi yang tinggi.

Munculnya banyak pesaing baru bagi The Body Shop, yang sama-sama menentang pengujian pada hewan dan fokus pada keberlanjutan seperti Lush dan Bath serta Body Works yang juga turut melemahkan pasar The Body Shop di Inggris. Selain itu, perusahaan The Body Shop lain di Eropa tidak jelas masa depannya di tengah perselisihan kepemilikan. Sejauh ini perusahaan masih memerlukan dana tambahan untuk menutupi utang ke pemasok seperti perusahaan logistik, gudang, dan agen pemasaran

 

Pembelajaran yang Bisa Anda Ambil

Ungkapan pengalaman adalah guru terbaik bisa menjadi pengingat bagi kita. Belajar dari pengalaman orang lain juga bisa menjadi wawasan tambahan. Di balik runtuhnya The Body Shop, kita bisa mengambil pembelajaran yang berharga. Apa saja pembelajaran yang bisa Anda peroleh? Mari belajar bersama dari kegagalan yang dialami The Body Shop. Simak informasi menariknya di bawah ini.

 

1.    Bersiap Menghadapi Eksternal Bisnis

Sebuah bisnis tidak boleh hanya memperhatikan internal bisnis tapi juga perlu memahami eksternal bisnis. Pentingnya memahami faktor apa saja yang mempengaruhi bisnis kita. Tidak hanya itu, kita sebagai pelaku bisnis juga harus menumbuhkan insting prediksi terhadap keadaan ekonomi negara yang menjadi tempat bisnis kita berjalan.

Inflasi tinggi di Inggris yang menjadi salah satu faktor bangrutnya The Body Shop seharusnya mampu diprediksi lebih dulu oleh perusahaan. Inflasi yang tinggi tentunya mempengaruhi daya beli masyarakat yang menurun, lebih memilih membeli produk yang lebih murah dengan kualitas yang hampir sama. Maka perlunya kita bersiap dengan strategi-strategi baru untuk menghadapi gejolak dari eksternal bisnis.

 

2.    Terus Berinovasi

Inovasi bisa menjadi kunci perusahaan terus berkelanjutan. Mengingat banyaknya muncul pesaing baru bagi The Body Shop, maka perusahaan perlu melakukan terobosan baru. Seorang pakar ritel dan kepala eksekutif Rendle dan Insight, Diane, menyebutkan bagi generasi muda sekarang, The Body Shop adalah merek kosmetik yang dipakai ibu mereka.

Kita perlu terus mengembangkan produk agar relevan dengan permintaan konsumen yang sekarang, tanpa menghilangkan nilai yang diangkat. Memahami kebutuhan pasar menjadi penting agar bisnis bisa terus diminati oleh konsumen.

 

3.    Meningkatkan Efisiensi Operasional

Dari bangkrutnya The Body Shop, kita bisa belajar agar tidak semakin rugi akibat penjualan turun maka efisiensi operasional bisa menjadi salah satu jalan keluar yang diambil. The Body Shop telah meminta FRP Advisory, konsultan bisnis, untuk proses restrukturisasi dan menemukan cara memangkas biaya secara signifikan, terutama soal harga sewa dan properti. Perusahaan juga dapat lebih fokus ke pemasaran digital yang memberikan keuntungan tidak memerlukan biaya yang besar untuk bisa lebih menjangkau konsumen.

Kebangkrutan The Body Shop mengejutkan banyak orang, karena pernah menjadi merek terkenal dan banyak penggemar. Untuk itu, pelaku usaha perlu memahami terhadap faktor-faktor penyebab kebangkrutan, agar bisa mengambil langkah-langkah pencegahan yang efisien

Penasaran informasi menarik lainnya tentang dunia usaha? Anda dapat menemukannya di Daya.id. Yuk segera daftarkan diri Anda di sini secara gratis dan jika Anda ada pertanyaan yang ingin didiskusikan. Jangan lupa gunakan fitur Tanya Ahli.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.6

5 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Fando hari susetyo

24 Maret 2024

Terima kasih info nya

Balas

. 0

M yusuf hutasuhut

22 Maret 2024

Thanks infonya

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS