Dirilis

30 Desember 2021

Penulis

Lucky Lombu

Anda mungkin termasuk pelaku usaha yang terpaksa merumahkan karyawan lalu memaksimalkan tim yang ada, atau mengganti peran mereka dengan mesin. 
Ya, revolusi industri 4.0 dan pandemi COVID-19 mau tidak mau membuat sebagian Anda harus melakukan efisiensi sumber daya manusia, dan harus lebih cepat beradaptasi dengan pendekatan digital. 
Pertanyaannya, bagaimana cara memaksimalkan tenaga kerja yang bertahan?
Ada satu metode yang bisa Anda coba. Namanya Talents Mapping. Ada juga yang menerjemahkannya sebagai pemetaan bakat. Metode ini dikenalkan oleh Rama Royani, seorang praktisi sumber daya manusia. 
Seperti kami kutip dari liputan6.com, pria yang akrab disapa Abah Rama ini terinspirasi dari 34 CliftonStrengths yang dibuat oleh Psikolog Donald Cliffton dari Gallup.

 

34 CliftonStrengths

Cliffton mengelompokannya 34 CliftonStrengths menjadi 4 tema besar, seperti kami kutip dari Gallup.com:

  • Strategic thinking (Analytical, Context, Futuristic, Ideation, Input, Intellection, Learner, dan Strategic), 
  • Relationship building (Adaptability, Connectedness, Developer, Empathy, Harmony, Includer, Individualization, Positivity, dan Relator)
  • Influencing (Activator, Command, Communication, Competition, Maximizer, Self-Assurance, Significance, dan Woo)
  • Executing (Achiever, Arranger, Belief, Consistency, Deliberative, Discipline, Focus, Responsibility, dan Restorative)



 

Masing-masing tema memberi Anda gambaran apa hal terbaik yang bisa Anda lakukan secara alami, dan apa yang mungkin baru bisa Anda selesaikan dengan bantuan dari rekan sekerja. 
Jika dikaitkan Anda sebagai pelaku usaha melihat karyawan, berarti hal terbaik apa yang bisa karyawan Anda kerjakan secara alami.
Oh ya, seperti yang Anda baca, keempat kelompok talenta itu berhubungan dengan kemampuan dasar manusia—bukan kemampuan teknis.

 

Apa itu Talents Mapping

Kembali ke Talents Mapping. Talents Mapping adalah metode yang membuat Anda tidak lagi fokus kepada kelemahan Anda lalu mencari cara untuk mengatasinya, melainkan fokus kepada apa yang menjadi kekuatan Anda.
Menurut Abah Rama, selama ini sebagian perusahaan sibuk mengembangkan sumber daya manusia dengan cara memperbaiki kelemahan si karyawan. Harapannya, karyawan tersebut bisa menunjukan performa yang lebih baik di bidang tertentu. 
Kadang caranya ini bisa berjalan cukup baik. Pastinya ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Tapi, masih menurut Abah Rama, cara ini tidak tepat dan belum tentu berdampak baik terhadap perusahaan secara umum. 
Anda setuju?

 

Manfaat Talents Mapping

Melalui metode Talents Mapping, Abah Rama mengajak kita untuk fokus kepada kekuatan-kekuatan kita, Anda dan karyawan, yang bisa dikembangkan untuk meraih potensi maksimal.
Ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil Talent Mapping. Jika Anda melihat ke abahrama.com, tahapan dimulai dari Talents Mapping, yang terdiri dari 34 istilah tema bakat dengan pengertiannya masing-masing. Setelah itu, Anda akan melakukan assessment Personal Strength Statement, dan terakhir assessment Strength Typology. 
Dalam proses assessment ini, Anda akan diminta memperhatikan 7 bakat dominan dari 34 tema bakat. Karena setiap orang pastinya punya bakat atau talenta tersebut. Hanya urutannya yang berbeda.
Nah, ketujuh bakat dominan tersebut adalah kekuatan Anda atau karyawan Anda. Dengan demikian, Anda bisa fokus mengembangkan kekuatan tersebut agar potensinya bisa keluar secara maksimal.


Manusia Melawan Mesin

Jika Anda perhatikan, 34 CliftonStrengths dan Talents Mapping sama-sama mengedepankan kemampuan dasar manusia. Dan bicara soal hal tersebut, mungkin itu satu hal yang jadi kekuatan kita sebagai manusia jika memang harus bersaing pekerjaan dengan mesin. 
Apalagi senada dengan temuan McKinsey Global Institute yang tertulis di jurnal Talent mapping: a strategic approach toward digitalization initiatives in the banking and financial technology (FinTech) industry in Indonesia, yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK): kemampuan sosial dan emosional adalah kemampuan yang jauh dari penguasaan mesin.
Pada saatnya nanti, kemampuan sosial dan emosional akan menjadi sesuatu yang mewah, karena pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan interaksi manusia, akan terus mempekerjakan manusia—bukan mesin. Kreativitas, pemecahan masalah, dan kepemimpinan akan semakin penting.
Karyawan dengan kemampuan teknologi pastinya akan menjadi esensial, tapi slotnya mungkin terbatas. Anda yang paling tahu kebutuhan di tempat Anda. Di sisi lain, ada kebutuhan yang sangat penting, agar karyawan mengerti hal mendasar terkait digital, termasuk kemampuan untuk memimpin dan mengawasi, serta merumuskan strategi dan konsep digital. 
Nah, riset tersebut memang terkait perbankan dan financial technology, tapi rasanya kita bisa menggali esensinya dalam industri secara umum. Jika mau bersaing di era digital, dengan jumlah karyawan yang mungkin terbatas, Anda perlu menenukan potensi dan kekuatan dasar Anda dan para karyawan sebagai manusia. 
Semoga dengan fokus kepada kekuatan sosial dan emosional, Anda bisa mengembangkan tim di posisi yang tepat dalam perusahaan.
Jika Anda butuh penjelasan lebih lanjut tentang topik ini, silakan berkonsultasi kepada Business Coach kami di Tanya Ahli daya.id. Dan jangan lupa daftarkan diri Anda di daya.id untuk mendapat akses ke konten menarik lainnya.

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS