Dirilis

26 April 2023

Penulis

Mitra Bisnis

Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional sebagai jaring pengaman sosial dan penghasil devisa. Industri TPT merupakan salah satu industri pengolahan yang merupakan industri dengan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Indonesia. 

Baca Juga: Ini Manfaat Miliki Rekening Valas

 

Permintaan Domestik TPT 

Pada industri tekstil atau TPT secara domestik juga mengalami pemerosotan yang disebabkan oleh produk impor yang ada di pasaran. Wakil Ketua Umum API, Anne Patricia Sutanto meminta agar Pemerintah menghentikan impor baju bekas ilegal.

Pada tahun ini, pasar industri TPT domestik diperkirakan tersisa 30% atau sebesar US$ 2,4 milyar dari total pasar sebesar US$ 8 milyar. Hal ini dikarenakan banyaknya produk impor yang membuat produk lokal tersaingi atau efek perjanjian kerja sama perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) yang memberikan kemudahan dalam masuknya barang dari luar negeri. 

Berdasarkan data ekspor-impor BPS, nilai impor baju bekas mengalami pertumbuhan positif yang signifikan hingga 607,6% (yoy) pada Januari – September 2022. Hal ini dikarenakan tren “thrifting” yang ada di pasaran, bahkan nilai impor baju bekas mengalahkan nilai impor pakaian dan aksesorisnya (rajutan maupun non rajutan). Berikut ini datanya:


Kenaikan impor baju bekas menjadi sebuah kerugian bagi para pelaku industri TPT domestik. Asosiasi menganggap baju bekas merusak pasar pakaian domestik dikarenakan baju bekas impor yang dijual lebih murah dari produk lokal. Dengan kenaikan impor baju bekas ini, permintaan terhadap pakaian lokal menjadi menurun. 

Anne juga mengatakan bahwa penindakan terhadap pelaku impor ilegal sangatlah mudah, dimana terdapat sistem labeling sehingga baju bekas yang ilegal tidak ada label Indonesia dan sudah menjadi ketentuan di peraturan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Oleh karena itu, Kemendag dan Kemenperin melakukan pemusnahan terhadap 750 bal baju bekas impor pada pertengahan Agustus 2022 lalu yang bernilai Rp 8,5 miliar. Hal ini ditindak tegas akibat impor pakaian bekas ilegal masih banyak dilakukan, peningkatan impor pakaian bekas ilegal ini dikarenakan tren “thrifting” yang sedang ramai di pasaran. 

 

Penyebab dan Dampak Penurunan Permintaan TPT 

Turunnya permintaan global terhadap TPT menjadi salah satu faktor utama buruknya kinerja pada industri tekstil. Penurunan permintaan TPT ini terjadi akibat kondisi ekonomi dunia yang melambat dan diperkirakan hingga resesi 2023 mendatang. 

Penurunan permintaan TPT juga diakibatkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah, dimana bahan baku tekstil banyak yang masih diimpor sehingga harga pokok produksi tekstil meningkat. Selain itu, ancaman resesi global 2023 juga berdampak pada industri tekstil, dimana banyak dari anggota asosiasi yang sudah mengurangi jam operasional perusahaan tekstil mereka jadi 3-4 hari yang biasanya 7 hari kerja untuk menekan biaya produksi. 

Pada industri pengolahan, industri tekstil dan alas kaki mengalami perlambatan. Sedangkan industri manufaktur, mesin dan perlengkapan mengalami pertumbuhan yang menyokong kinerja industri pengolahan terus tumbuh. 

Industri seperti makanan, pakaian jadi dan tekstil merupakan industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Margo Yuwono selaku kepala BPS melaporkan bahwa jumlah tenaga pada industri tekstil menurun pada periode Agustus 2021 – 2022. Berikut ini datanya:


Terjadinya penurunan tenaga kerja ini diakibatkan maraknya PHK pada industri tekstil di Indonesia. Dapat terlihat dari grafik di atas bahwa per Agustus 2022, tenaga kerja pada industri tekstil menurun -4,42% (yoy) atau berkurang 500.000 orang per Agustus 2022 dari periode sebelumnya. 

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anton J Supit mengatakan bahwa, perusahaan tekstil dan alas kaki terpaksa menempuh PHK karena permintaan yang mengurang dan bahkan pembeli yang membatalkan pesanannya saat produksi sudah dilakukan. 

 

Prospek Industri Tekstil 

Kinerja industri tekstil mengalami perlambatan semenjak Pandemi Covid-19, hal ini dibuktikan dari perkembangan PDB industri tekstil yang terus menurun hingga Rp 127,43 triliun pada 2021. Meski mengalami perlambatan selama dua tahun terakhir, Industri tekstil kembali meningkat pada Q2 2022 dengan peningkatan sebesar 13,74% (yoy) dengan PDB sebesar Rp 35,17 Triliun. 

Meskipun mengalami pemulihan, pada industri tekstil mengalami PHK akibat permintaan pasar yang menurun. Pengurangan pegawai tidak hanya terjadi di industri garmen, namun juga di sektor alas kaki. Terjadinya pengurangan pegawai hingga 500.000 orang per Agustus 2022, dimana tenaga kerja menurun -4,42% (yoy) pada industri TPT. 

Pemberlakuan PHK terhadap pegawai industri tekstil pada sektor garmen mencapai 15.316 pada periode Oktober – November 2022. Daerah dengan gelombang PHK yang besar pada industri tekstil yaitu Jawa Barat. Hal ini disebabkan oleh penurunan pemesanan garmen pada periode akhir 2022 hingga Q2 2023. 

Permintaan yang menurun menyebabkan pengurangan jam kerja pada industri tekstil. Pengurangan jam kerja ini juga dilakukan upaya pengurangan produksi barang, serta mengurangi biaya produksi. 

Hal tersebut menyebabkan kinerja pada industri TPT pada tahun 2023 mendatang akan menurun. Diprediksikan bahwa PHK pegawai perusahaan akan dilakukan hingga 2023 mendatang hingga kinerja industri TPT kembali pulih dari ketidakpastian permintaan global. Meskipun dilakukannya PHK, perusahaan memilih untuk mengurangi jam kerja pegawainya dari 7 hari menjadi 3-4 hari untuk mengurangi beban perusahaan dalam produksi serta gaji pegawai.

Baca Juga: Free On Board (FOB), Pengertian dan Keuntungannya untuk Importir

Artikel ini adalah bagian ketiga dari Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil. Silakan baca artikel selanjutnya untuk mendapat pemahaman yang utuh.

Jika Anda butuh konsultasi terkait topik ini, silakan berkonsultasi secara gratis di Tanya Ahli. Daftarkan diri Anda untuk akses penuh ke seluruh fitur Daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.8

6 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Anton Saeryana

03 August 2024

Artikel yang sangat baik dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

Balas

. 0

RAHMAT WIDODO

27 April 2023

?

Balas

. 0

Hendratno

26 April 2023

WooW Keren

Balas

. 0

RAHMAT WIDODO

26 April 2023

?

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS