Dirilis

21 Desember 2022

Penulis

BTPN Mitra Bisnis

Di luar sejarah panjang atas politik dari Taiwan, kontribusi sebuah pulau 160km dari lepas pantai selatan Cina ini telah berdampak terhadap rantai pasok global, terutama untuk komoditas-komoditas chip semikonduktor untuk alat komputer, mobil, mesin, dll. Taiwan memiliki ekonomi kapitalis yang dinamik dengan panduan investasi dan perdagangan asing oleh pemerintah yang terus berkurang.

Baca Juga: Peluang Ekspor Indonesia dengan Taiwan (Bagian 1)


Seiring dengan berjalannya waktu, Taiwan berhasil menjadi negara ke-8 terbesar di Asia dan negara ke-18 terbesar di dunia dalam hal daya beli (purchasing power parity) per 2020. Selain itu, Taiwan juga merupakan negara ke-29 terbesar di dunia dalam hal besaran Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun 2020. Kedua data tersebut tentunya telah menggambarkan bahwa Taiwan berhasil menjadi salah satu negara maju dengan tingkat Human Development Index (HDI) yang tinggi, dan PDB per kapita yang tinggi sehingga menggambarkan target pasar yang menarik bagi sejumlah pelaku bisnis.

Baca Juga: Ekspor Porang Indonesia Menjanjikan, lho!



Kerjasama Indonesia dengan Taiwan 

Jika mengacu pada sejarah, ternyata beberapa teori menyatakan bahwa Indonesia dan Taiwan telah berhubungan sejak 400 yang lalu. Secara etnis dan bahasa, penduduk asli Taiwan dan penduduk asli Indonesia berkerabat, karena keduanya merupakan nenek moyang ras Austronesia. 

Kerjasama Indonesia dengan Taiwan mulai erat setelah didirikannya Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI-Taipei) sejak tahun 1970. Satu tahun setelahnya, Taiwan mendirikan Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Jakarta pada tahun 1971. Pada Oktober 2015, Kementerian Luar Negeri mengumumkan rencana pembukaan TETO kedua di Surabaya, Jawa Timur. 

Hubungan erat antara Taiwan dan Indonesia juga terlihat dari besarnya jumlah penduduk Indonesia yang berada di Taiwan. Berdasarkan data KDEI-Taipei, terdapat sekitar 240.628 pekerja migran dari Indonesia yang berada di Taiwan hingga Oktober 2021. Sementara, terdapat 174.329 jumlah TKI yang produktif di Taiwan hingga akhir Oktober 2021. 

Selain itu, berdasarkan informasi yang dilansir oleh medcom.id, selama tahun 2020, pelajar Indonesia yang belajar di Taiwan terus bertambah menjadi 13.804 orang dari sebelumnya hanya 5.074 pelajar pada tahun 2016. Hal ini terjadi akibat pendidikan yang tinggi dan berkualitas unggul di Taiwan dan eratnya kerjasama antar pemerintah Taiwan dengan Indonesia seperti pengadaan lingkungan yang ramah Muslim oleh pemerintah Taiwan dan pihak swasta. 

Secara rata-rata diluar tekanan dari pandemi Covid-19, diperkirakan terdapat 300.000 WNI yang menempati Taiwan setiap tahunnya. Jika diasumsikan jumlah populasi Taiwan terdapat sekitar 23,57 juta jiwa per tahun 2020, maka terdapat sekitar 1,27% dari populasi Taiwan merupakan WNI. Hal ini tentu menjadi potensi tersendiri bagi para eksportir barang-barang yang sering digunakan oleh orang Indonesia. 

 

Ekspor-Impor Taiwan 

Perdagangan luar negeri telah menjadi sumber pertumbuhan dari perekonomian Taiwan selama 40 tahun terakhir. Ekonomi Taiwan tetap berorientasi pada ekspor, sehingga bergantung pada perekonomian negara lain dan kebijakan-kebijakan perdagangan antar negara. Nilai total perdagangan meningkat lebih dari lima kali lipat pada 1960-an, hampir sepuluh kali lipat pada 1970-an, dan berlipat ganda lagi pada 1980-an. Hingga saat ini, komposisi ekspor Taiwan telah berubah dari komoditas pertanian menjadi 98% barang industri. Sektor elektronik adalah sektor ekspor industri terpenting Taiwan. 

Taiwan adalah pemasok terbesar di dunia untuk manufaktur chip komputer dan merupakan produsen panel LCD terkemuka, memori komputer, perancang elektronik, serta produsen elektronik. Perusahaan produsen perangkat keras komputer terkemuka seperti Acer, Asus, HTC, Foxconn, TSMC dan Pegatron berpusat di Taiwan. Tekstil adalah sektor ekspor industri utama lainnya, meskipun kepentingannya menurun karena kekurangan tenaga kerja, meningkatnya biaya overhead, harga tanah, dan perlindungan lingkungan. 

Dari sisi sebaliknya, impor Taiwan didominasi oleh bahan baku dan barang modal, yang mencapai lebih dari 90% volume impor. Taiwan mengimpor sebagian besar kebutuhan energinya salah satunya adalah pasokan Batubara. Amerika Serikat adalah mitra dagang terbesar ketiga Taiwan, dengan mencapai 11,4% dari total ekspor Taiwan dan memasok 10,0% dari impor Taiwan. Daratan Cina baru-baru ini menjadi mitra impor dan ekspor terbesar Taiwan. Ekspor ke Amerika Serikat didominasi oleh barang-barang elektronik dan barang konsumsi. Seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita Taiwan, permintaan akan barang-barang konsumsi impor berkualitas tinggi juga meningkat. 

 

Berdasarkan data tersebut, maka terlihat ekspor Indonesia menuju Taiwan selama periode 2016-2020 secara rata-rata berada di atas US$ 4,1 miliar. Selama periode tersebut, terlihat bahwa nilai ekspor Indonesia ke Taiwan tertinggi adalah jenis komoditas bahan bakar mineral. Secara rata-rata, Taiwan rutin mengimpor pasokan bahan bakar mineral dari Indonesia sebesar US$ 1,94 miliar. Hal ini terjadi akibat Taiwan yang jelas membutuhkan pasokan bahan bakar mineral terutama batubara sebagai bahan pembangkit listrik. Berdasarkan data Kantor Dagang & Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, terdapat sekitar 957 eksportir batubara asal Indonesia.

Namun sayangnya, nilai ekspor produk batubara dari Indonesia cenderung mengalami penurunan selama periode 2016-2020. Di luar komoditas bahan bakar mineral, ternyata terdapat beberapa komoditas ekspor Indonesia-Taiwan yang masih memiliki prospek yang cukup baik dan cenderung naik meskipun ditekan pandemi: 

 

a) Besi dan Baja 

  • Jenis komoditas kedua yang selalu rutin di impor oleh Taiwan adalah besi dan baja. Jika melihat data trademaps tersebut, nilai ekspor besi baja ke Taiwan selalu naik dari tahun 2016 yang hanya sebesar US$ 56 juta menjadi US$ 1,03 miliar. 
  • Kenaikkan drastis tersebut juga terjadi di tengah pandemi. Di mana selama tahun 2020, nilai ekspor besi dan baja ke Taiwan naik sebesar 8,52% (yoy). 
  • KDEI juga mencatat adanya 104 eksportir resmi besi dan baja ke Taiwan dari Indonesia. 

 

b) Barang dari Kertas 

  • Ekspor barang-barang dari kertas di Indonesia memang cukup terkenal pangsa pasarnya di dunia. Hal ini terlihat dengan adanya industri pengolahan pulp dan kertas dari hulu ke hilir. 
  • Pada tahun 2016, nilai ekspor kertas Indonesia menuju Taiwan tercatat sebesar US$ 116 juta. Nilai ini kemudian naik terus menjadi US$ 179 juta. Secara rata-rata, nilai ekspor Indonesia-Taiwan selalu berada di atas US$ 148 juta selama periode 2016-2020. 
  • Selama masa pandemi, nilai ekspor kertas Indonesia ke Taiwan tercatat sebesar US$ 179 juta atau naik 19,53% (yoy). 

 

c) Barang dari Kayu 

  • Komoditas berikutnya yang memiliki pertumbuhan ekspor konstan selama tahun 2016-2020 adalah barang-barang dari kayu seperti furniture, dll. Tahun 2016, ekspor barang-barang dari kayu tercatat sebesar US$ 163 juta. Secara rata-rata nilai ekspor barang-barang kayu dari Indonesia tercatat sebesar US$ 155 juta setiap tahunnya. 
  • Nilai ekspor barang-barang kayu dari Indonesia ke Taiwan cenderung mengalami tren stagnan. Namun selama masa pandemi, ekspor furniture ke Taiwan ternyata naik menjadi US$ 157 juta atau naik 3,46% (yoy). 
  • Data KDEI mencatat terdapat sekitar 3 ribu pelaku usaha yang telah resmi mengekespor segala barang dari kayu menuju Taiwan. Hal ini merupakan hal yang sangat positif, dan menunjukkan adanya kualitas barang dari kayu Indonesia yang sangat baik. 
  • Pada 23 November 2021 lalu, Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag bersama 
  • dengan Kepala KDEI Taipei melakukan kegiatan Pelepasan Ekspor untuk produk furniture dari Indonesia Ke Taiwan secara virtual. CV. Amak Jaya yang berlokasi di Pasuruan berhasil melakukan kesepakatan transaksi dengan SCANTEAK, importir furniture terbesar di Taiwan dan melakukan pengapalan produk furniture berupa Bed in Solid Teakwood senilai Rp. 200.000.000. Hal ini tentu dianggap positif dan menjadi pacuan bagi para pelaku UKM lainnya untuk bekerjasama melakukan ekspor ke Taiwan. 

 

d) Perikanan 

  • Produk berikutnya adalah ekspor dari sektor perikanan. Indonesia yang merupakan negara maritim tentu memiliki kekayaan laut yang sangat baik. 
  • Selain itu, pertumbuhan ekspor perikanan Indonesia menuju Taiwan juga sangat baik. Pada tahun 2016, ekspor perikanan tercatat sebesar US$ 88 juta. Kemudian angka tersebut naik menyentuh US$ 149 juta selama tahun 2020. Selain itu, di tahun 2020, ekspor perikanan naik 18,9% (yoy). 
  • Hingga saat ini, terdapat 1.513 eksportir resmi perikanan dari Indonesia menuju Taiwan. Banyaknya eksportir tersebut merupakan pertanda yang baik mengingat susahnya mendapatkan izin ekspor perikanan ke beberapa negara seperti Taiwan. 
  • Pada tanggal 16 November 2021 lalu, Kementerian Perdagangan melakukan pelepasan ekspor perdana ikan kering ke Taiwan sebanyak dua ton dengan nilai Rp 440 juta. Pelepasan tersebut merupakan wujud apresiasi dari Kemendag terhadap pelaku UKM yang berhasil menembus pasar internasional. 

 

Selain melakukan kegiatan ekspor secara langsung, tentunya terdapat beberapa peluang bisnis mengingat sekitar 1,27% populasi di Taiwan adalah orang Indonesia. Berdasarkan data KDEI-Taipei, hingga saat ini terdapat sekitar 19 Toko yang menyasar segmentasi pasar orang Indonesia yang tersebar di berbagai kota. Toko tersebut sebagian besar berbentuk toko waralaba yang menjual barang-barang konsumsi asli dari Indonesia. Selain toko waralaba, beberapa toko juga membuka restoran yang menyajikan makanan khas Indonesia. 

Jika Anda pertanyaan terkait topik ini, silakan berkonsultasi secara gratis di Tanya Ahli. Daftarkan dulu diri Anda untuk akses penuh ke seluruh fitur Daya.id.

Sumber:

Berbagai Sumber

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Arrino Fatra

14 Pebruari 2023

Mantap

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS