Dirilis

29 Januari 2023

Penulis

BTPN Mitra Bisnis

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1 2022 tumbuh 5,01% (yoy). Pertumbuhan ekonomi di antaranya disebabkan oleh konsumsi Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar yang berasal dari rumah tangga dan Investasi. Seperti semakin baiknya mobilitas penduduk serta konsumsi masyarakat yang meningkat. Di samping itu, sektor pergudangan dan transportasi mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor lainnya yang tumbuh 15,79% (yoy) pada Q1 2022. Berikut merupakan data laju pertumbuhan PDB sektor pergudangan dan transportasi:

Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat bahwa sektor pergudangan dan transportasi pada Q4 2021 tetap tumbuh positif dibandingkan dengan capaian Q3 2021 yang mengalami penurunan hingga -0,72% (qtq), sejalan dengan merebaknya varian delta Covid-19. Akan tetapi, pada Q1 2022 mengalami pertumbuhan yang dimana ditopang oleh pertumbuhan lapangan usaha perdagangan sebesar 5,71% dan industri pengolahan sebesar 5,07%, dan konstruksi sebesar 4,83%. Selain itu, pertumbuhan sektor pergudangan dan transportasi juga dipacu oleh pertumbuhan ekspor sebesar 16,22% dan impor 15,03%.

Terlebih, menurut Head Research JLL Indonesia Yunus Karim bahwa terdapat 2 sektor properti yang memiliki tingkat penjualan stabil yaitu rumah tapak dan pergudangan, sedangkan yang lain masih dalam kondisi tertekan. Maka dari itu, sektor pergudangan menjadi daya tarik dalam bisnis properti. 

Pergudangan adalah kegiatan menyimpan barang dalam gudang. Pergudangan tidak hanya merupakan kegiatan penyimpanan barang saja, melainkan proses penanganan barang mulai dari penerimaan barang dan pencatatan, penyimpanan, pemilihan, pelabelan, sampai dengan proses pengiriman barang. Melalui manajemen pergudangan, maka akan dapat memperpendek jarak transportasi dalam pendistribusian barang dan juga dapat meningkatkan frekuensi pengambilan item dan pengiriman ke pelanggan. 

Warehouse (gudang) dibutuhkan di dalam proses koordinasi penyaluran barang yang muncul sebagai akibat kurang seimbangnya proses supply (penawaran) dan demand (permintaan). Kurang seimbangnya antara proses penawaran dan permintaan tersebut mendorong munculnya inventory (persediaan), persediaan membutuhkan ruang sebagai tempat penyimpanan sementara yang disebut sebagai gudang. 

Beberapa tujuan warehouse jika dilihat dari lamanya penyimpanan adalah sebagai berikut: 

  1. Menyimpan barang dalam waktu yang tidak tertentu untuk antisipasi kondisi tidak terduga. 
  2. Menyimpan barang sementara untuk dipersiapkan dan segera dipergunakan. 
  3. Menerima barang dari supplier atau dari sumber yang lain. 


Baca Juga : 3 Model Pengambilan Barang dalam Sistem Manajemen Gudang

Ada beberapa pedoman umum untuk melakukan kegiatan dan tujuan pergudangan tersebut, yaitu: 

  1. Menjaga kelancaran penerimaan dan pengeluaran logistik. 
  2. Menjaga ketertiban administrasi pergudangan, baik untuk menjamin keamanan barang maupun menyediakan pertanggung jawaban pengelolaan pergudangan. 
  3. Melakukan penyimpanan logistik secara tepat sehingga logistik yang ada mudah dicek, ditemukan dan diambil. 
  4. Melakukan pengaturan barang secara tepat sehingga mampu menjamin keamanan dan keselamatan barang. 
  5. Melakukan perawatan barang dengan baik sehingga barang dalam gudang tidak sekedar sebagai barang persediaan, tetapi juga barang siap pakai. 


 

Pertumbuhan Penyewaan Pergudangan di Indonesia 

Meningkatnya permintaan pergudangan logistik di Indonesia dipengaruhi oleh perubahan model pengiriman barang e-commerce. Kini, aktivitas dagang online cenderung menyimpan stok di wilayah pemasarannya sehingga mempercepat waktu pengiriman serta mengurangi biaya. 

Tren ini akan terus berlanjut hingga 5 tahun ke depan karena geografis Indonesia yang kepulauan membutuhkan banyak gudang pada wilayah pasar utama. Operasional gudang yang dibutuhkan dalam perdagangan online memang berbeda dengan gudang-gudang yang biasa dipakai distributor perdagangan luring. 

Pada masa pandemi seperti saat ini, sektor pergudangan diprediksi menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan sekaligus paling cepat pulih dibanding sektor lain. Pemulihan yang lebih cepat disebabkan peningkatan pengguna dan transaksi e-commerce di tengah pandemi dan didukung dengan penyedia jasa logistik dalam pengiriman barang ke konsumen. 

Terlebih, sewa gudang logistik di seluruh Asia-Pasifik diperkirakan akan naik 3% - 5% tahun ini dari 0,5% (yoy), di tengah permintaan yang kuat yang didorong oleh pemulihan arus perdagangan global. Firma konsultan properti global independen, Knight Frank, mengatakan bahwa di seluruh wilayah Asia-Pasifik mengalami kestabilan atau peningkatan penyewaan gudang pada tahun 2022. 

Munculnya varian Omicron di akhir tahun 2021 menciptakan tantangan baru bagi kawasan ini. Meskipun telah memberikan tekanan pada rantai pasokan dalam jangka pendek dan perdagangan yang terbatas, serta menjadi mesin pertumbuhan vital, tampaknya tidak akan mengurangi performa pasar pergudangan logistik yang bagus saat ini diakibatkan oleh pertumbuhan e-commerce yang kuat. Namun, harus terus ditopang oleh perbaikan stabilitas ekonomi makro pada konsumsi dan investasi. Alhasil, prospek sektor logistik pada tahun 2022 terpusat antara pasar negara maju dan berkembang. Maka dari itu, sewa diperkirakan akan tumbuh lebih lanjut pada tahun 2022 dan berikut merupakan harga sewa gudang di Ibu Kota besar negara-negara Asia-Pasifik per bulannya:

Jika Anda butuh penjelasan lebih lanjut, silakan ajukan pertanyaan Anda di Tanya Ahli. Daftarkan juga diri Anda untuk akses penuh di Daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS