Dirilis

22 April 2023

Penulis

Mitra Bisnis

Center of Economic and Law Studies (CELIOS) melakukan studi dengan GudangAda dengan tema Business to Business (B2B) Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) Marketplace Indonesia Outlook 2023 yang bertujuan memberikan pemahaman kepada publik terkait kondisi bisnis B2B FMCG. 

Baca Juga: Cara Memilih Jasa Pengiriman yang Tepat


 

Dampak Kehadiran B2B Marketplace 

B2B Marketplace memberikan dampak yang cukup besar terhadap beberapa pihak, yaitu perekonomian dan bisnis UKM. Tidak hanya bagi perekonomian Indonesia, namun B2B Marketplace juga berdampak bagi perekonomian global. 

Dampak B2B Marketplace bagi perekonomian, antara lain: 

  1. Terjadi pertumbuhan sebesar 0,5% dari aktivitas B2B Marketplace
  2. Peningkatan 0,25% pertumbuhan ekonomi per tahun untuk setiap 10 tahun. 
  3. Hubungan stabil jangka panjang dan keseimbangan dinamis pada transaksi pada e-commerce dan pertumbuhan ekonomi. 
  4. B2B memberikan dampak positif pada value perusahaan secara signifikan dan insignifikan pada risiko perusahaan. 


Dampak B2B Marketplace bagi bisnis UKM: 

  1. Menyediakan harga produk dan biaya logistik yang lebih kompetitif. 
  2. Memperluas cakupan pasar dan sumber produk yang ditawarkan. 
  3. Mempercepat adopsi digital sehingga lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan trend konsumen. 
  4. Mempercepat ekspansi bisnis secara online
  5. Meningkatkan kapasitas pembiayaan dengan manajemen stok barang dan pencatatan lebih baik. 


Kehadiran B2B Marketplace memberikan dampak positif terhadap perekonomian serta bisnis UKM yang ada di Indonesia maupun global. Dampak dari B2B secara global itu mendukung UKM sebagai Engine of Growth di Taobao Village, Cina. 

Taobao Village menjadi bentuk representasi pendorong perkembangan ekonomi pedesaan di Cina. Model bisnis taobao mampu mendorong aktivitas wirausaha dan pengembangan lapangan kerja secara luas. Konsep dari taobao adalah B2B dimana pelaku UKM dapat menggunakan platform untuk mencari bahan baku, dan pemasaran secara grosir bahkan berorientasi ekspor. 

 

Tantangan Bisnis Principal FMCG 

Terdapat lima (5) poin yang dapat dikolaborasikan dalam transformasi bisnis agar berkembang lebih baik dan menjadi lebih digital, yaitu: 

  1. Peningkatan cost of logistic
  2. Capaian kota tier 2 dan tier
  3. Tingkat dependensi terhadap sales cost 
  4. Kebutuhan jaringan distribusi online 
  5. Kebutuhan data tren penjualan real-time 


Selain itu, terdapat dampak B2B marketplace untuk principal FMCG yaitu, antara lain: 

  1. Menyediakan data transaksi secara granular dan real time sebagai insight dan dasar penyusunan strategi distribusi. 
  2. Memfasilitasi principal membangun jalur distribusi online lebih luas sampai ke titik retailers
  3. Mengurangi elemen biaya logistik sehingga lebih efisien serta memiliki level margin lebih tinggi secara keseluruhan. 
  4. Proses transaksi digital yang transparan dan dinamis mendukung kestabilan supply and demand sehingga memperkuat kestabilan harga produk di pasaran. 


 

Peluang Digitalisasi UKM 

Jumlah UKM di Indonesia mencapai 64 juta unit yang berpeluang naik kelas dengan percepatan adopsi digital. Kehadiran B2B FMCG dapat mempercepat penetrasi internet di sektor UKM sekaligus mendorong pemanfaatan internet untuk melakukan aktivitas bisnis secara lebih luas dan efisien. 

Pengguna internet Indonesia per Januari 2022 mencapai 204,7 juta pengguna. Penetrasi internet di indonesia mencapat sebesar 73,7% dari total populasi. Peluang digitalisasi UKM ini sangatlah besar jika kita lihat dari kemampuannya. 

Pada usaha mikro memiliki peluang 98,70% pada digitalisasi ini, dimana usaha mikro memiliki omzet dari Rp 0 hingga Rp 300 juta dengan aset 0 hingga Rp 50 juta. Pada usaha kecil, peluang pada digitalisasi ini mencapai 1,20% dengan omzet Rp 300 juta hingga Rp 2,5 milyar dengan aset Rp 50 juta hingga Rp 500 juta. 

Pada usaha menengah memiliki peluang 0,09% dengan omzet Rp 2,5 milyar hingga Rp 50 milyar dengan aset Rp 500 juta hingga Rp 10 milyar. Pada usaha besar memiliki peluang sebesar 0,01% dengan omzet lebih dari 50 milyar dengan aset lebih dari Rp 10 milyar. 

Sebanyak 60% UKM telah menerapkan digitalisasi dalam pencarian supplier dan penjangkauan pelanggan. Sedangkan untuk penerapan digitalisasi proses bisnis serta penggunaan alat dan analisis digital sudah diterapkan oleh 20% UKM dan 30% UKM sedang mempersiapkan penerapan digitalisasi proses bisnis maupun penggunaan alat dan analisis digital.

Baca Juga: Pinjaman Modal Usaha yang Tepat, Mudah, dan Aman

Artikel ini adalah bagian kedua dari artikel Studi Peluang B2B Marketplace FMCG 2023. Silakan baca artikel selanjutnya untuk mendapat pemahaman yang utuh.

Jika Anda butuh konsultasi terkait topik ini, silakan berkonsultasi secara gratis di Tanya Ahli. Daftarkan diri Anda untuk akses penuh ke seluruh fitur Daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS