Berawal dari Laundry Rumahan Kini Sukses Jadi Laundry dengan Puluhan Cabang

Dirilis

07 Januari 2022

Penulis

Majalah Franchise Indonesia, Mitra Strategis Program Daya Sejak 2014

Pengusaha

Agus Triono

Jenis Usaha

Pemilik Franchise Kumala Laundry

Jangan anggap remeh laundry rumahan. Di tangan Agus Triono, laundry rumahan bisa dikembangkan menjadi menjadi laundry profesional yang kini memiliki 70 cabang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pencapaian yang hebat bukan?

 

Memulai Bisnis dari Modal Terbatas

Agus memulai bisnis laundry rumahan bertajuk Kumala Laundry di Banjarmasin pada tahun 2007. Ketertarikannya dengan bisnis laundry bermula saat ia berkunjung ke Surabaya dan melihat bisnis di bidang ini cukup menjamur. Menurut pengamatannya, bisnis ini tetap bisa berjalan baik meski hanya level rumahan. Makanya, Agus punya ide untuk membawa peluang ini ke tempat tinggalnya di Banjarmasin. Kalau level rumahan saja bisa berjalan baik, apalagi jika dikelola secara profesional kan?

Kumala Laundry dimulai dengan bermodal sebuah mesin cuci dan sebuah mesin pengering. “Sangat seadanya, karena saya berpikir asalkan bisa jalan dulu. Saat usaha ini sudah berjalan baru ditambahkan peralatan lainnya,” jelas Agus. Kebetulan untuk bahan dan peralatan sangat mudah didapat di Banjarmasin tanpa harus keluar kota. 

Menurut Agus, bisnis laundry merupakan salah satu yang fleksibel dalam hal permodalan. Meski dimulai dengan modal terbatas, Agus mewujudkan keinginannya membuat bisnis laundry rumahan miliknya berkembang menjadi laundry profesional sejak mulai menjalankan konsep kemitraan pada tahun 2012.

 

Belajar dari Pengalaman, Menghadapi Tantangan

Belajar dari Pengalaman, Menghadapi Tantangan bisnis laundry
Kurangnya pengalaman dan pengetahuan, memaksa Agus menghadapi berbagai tantangan dalam memulai bisnis, baik masalah teknis, ataupun Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal mengajarkan dan memberikan pemahaman tanggung jawab karyawan pada masing-masing divisi kerja. “Hal ini memang butuh kesabaran dan ketekunan juga sehingga yang kita hasilkan sesuai dengan ekspektasi,” tuturnya. 

Namun pengalaman dan kesalahan yang terjadi, justru membuat Agus belajar secara otodidak, untuk memperbaiki kinerja dan proses bisnisnya. “Seiring berjalannya waktu, kami terus memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan dengan meningkatkan pelayanan, melihat pasar. Karena menurut saya, terus belajar dan memperbaiki diri adalah kunci dari kesuksesan,” jelasnya. 

Memenuhi ekspektasi pelanggan juga merupakan salah satu hambatan yang menurut Agus umum dihadapi pebisnis. “Kita selalu berusaha terbaik, namun tentu masih ada saja hal-hal yang kurang di mata pelanggan. Karena itu kita terus-menerus belajar dalam memberikan pelayanan terbaik dan berusaha memberikan apa yang diinginkan oleh pelanggan,” jelasnya. 

Terkait konsep kemitraan pun tidak terlepas dari kendala, yaitu mengenai perluasan waralaba ke luar daerah selain Kalimantan. “Peminat investor dari luar Kalimantan terbilang cukup banyak, namun belum bisa terealisasi karena masih ada beberapa hal yang masih kami pertimbangkan. Namun kami berusaha agar hal ini bisa dapat direalisasikan sesegera mungkin,” bebernya. 

Dalam hal bahan baku, Agus bekerja sama dengan perusahaan saudaranya yaitu Axa Arthavest Indonesia yang secara khusus memproduksi seluruh keperluan bahan baku Kumala Laundry, yang sudah mengantongi izin produksi dari instansi yang berwajib. 

 

Strategi Pemasaran: dari Mulut ke Mulut, Ikut Event Offline dan Gabung di Komunitas Bisnis Serupa

Untuk pemasaran, Agus diuntungkan dengan lokasi usaha yang cukup strategis di tengah perumahan yang tak jauh dari pelabuhan sehingga target pelanggannya adalah tetangganya yang notabene adalah ibu rumah tangga, anak kos-kosan dan para pekerja kantoran.

“Sistem pemasaran awalnya hanya dari mulut ke mulut karena dari awal kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik sehingga pelanggan dapat merasakan langsung manfaat dari jasa kami dan dengan sendirinya akan merekomendasikan ke orang lain. Hal itu terus kami lakukan hingga saat ini,” kata Agus.  

Selain itu, Kumala Laundry juga sering mengikuti event-event baik di Banjarmasin maupun luar kota dan bergabung dengan komunitas bisnis serupa seperti Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI).

 

Bertahan di Masa Pandemi

Sebagaimana pebisnis lainnya, Agus mengakui mengalami penurunan omzet di masa pandemi. Puncak penurunan omzet dirasakan sejak Maret sampai akhir tahun 2020. Karena itu, ia berusaha melakukan beberapa hal agar tetap bisa bertahan di masa pandemi, misalnya menawarkan layanan antar jemput agar pelanggan setia tetap bisa menggunakan jasa laundry meski berada di rumah, memberikan info promo khusus dan harga spesial melalui SMS maupun Whatsapp blast

“Saat itu kami menjalankan bisnis ini bisa dibilang berdarah-darah, karena omzet hilang lebih dari setengah dari omzet normal. Namun saat itu, kami tidak menyerah dan mengusahakan agar tidak ada gerai yang tutup walaupun hanya dengan pendapatan yang sangat minim,” jelasnya. 

Karena saat itu omzet bisnisnya hanya 50% dari omzet normal, mau tidak mau Agus mengambil kebijakan untuk merumahkan sebagian besar karyawan dan membatasi jam kerja yang tentu hal ini adalah keputusan yang sangat berat. “Karena pendapatan yang begitu sedikit dan ada beban operasional lainnya yang juga harus dikeluarkan saat itu,” katanya. 

Agus juga memberlakukan harga new normal yang tentunya jauh lebih ekonomis dibanding harga regular pada kondisi normal agar pelanggan kembali menggunakan jasa Kumala Laundry. 

“Karena kita semua tahu, efek pandemi juga mengakibatkan banyak karyawan yang di PHK dan bisnis lain pun juga sedang terpuruk. Selain itu kami juga menggencarkan layanan antar-jemput serta promo-promo lainnya agar tetap bisa bertahan,” tuturnya. 

Menurut Agus, tantangan saat pandemi adalah masalah kebersihan dan kehiegenisan gerai yang berperan penting bagi kepercayaan pelanggan. “Kami mulai berbenah khususnya dari segi sterilisasi tempat, semua karyawan yang wajib mengikuti protokol kesehatan dan menerapkan jam operasional yang telah ditentukan oleh pemerintah,” jelasnya. 

 

Nilai Investasi dan Perkembangan Waralaba Kumala Laundry

Nilai Investasi dan Perkembangan Waralaba Kumala Laundry
Investasi awal untuk waralaba Kumala Laundry yaitu Rp167 juta, belum termasuk sewa tempat. Untuk kapan balik modal, Agus tidak bisa menjanjikan karena menurutnya tergantung lokasi dan omzet yang bervariasi. 

“Ada gerai yang balik modal dalam 12 bulan, ada juga balik modal dalam 36 bulan. Tergantung rezeki masing-masing. Tidak ada bisnis yang tidak memiliki risiko,” jelasnya.

Hingga kini, bisnis laundry yang berlokasi di Jalan Gunung Sari Ujung No. 22 RT. 25 Banjarmasin ini sudah memiliki 70 gerai yang tersebar di Banjarmasin, Banjarbaru, Palangkaraya, Balikpapan dan Samarinda dengan omzet berkisar antara Rp900 juta – Rp1 M perbulan dan jumlah pelanggan hingga 30.000 orang dalam sebulan. 

Kumala Laundry menawarkan jasa laundry kiloan, satuan dan karpet dengan harga mulai dari Rp7.000/kg. Keunggulan Kumala Laundry adalah karena menggunakan 1 mesin 1 pelanggan dan sistem operasional yang dijalankan dengan prosedur yang telah ditentukan sehingga mendapatkan kualitas pengerjaan dan hasil yang maksimal.

 

Suka Duka dan Rencana ke Depan

Suka duka yang Agus alami dalam bisnis laundry tentu beragam, adakalanya senang karena ia bisa membangun relasi di berbagai daerah dengan berbagai pengalaman, pengetahuan, serta budaya baru. “Namun juga persaingan di berbagai daerah memiliki tingkat kesulitannya masing-masing karena kami harus mengenalkan lagi brand Kumala jika di daerah baru yang tentu asing dengan nama Kumala Laundry,” jelasnya. 

“Saya senang menjalankan sistem marketing yang berkesinambungan. Karena hasil akhir terbaik adalah akibat dari proses marketing yang terkonsep dengan baik. Tips dari saya yaitu teruslah beradaptasi dengan perubahan dunia karena tidak ada yang kekal di dunia ini terkecuali perubahan itu sendiri,” pungkasnya. 

Kedepannya, Agus berencana mengembangkan bisnis lebih ke area Kalimantan Timur, karena prospek dan perkembangan disana lebih pesat dibanding provinsi lainnya di Kalimantan. “Kami akan grand opening Kumala Laundry Karpet di kota Balikpapan. Kemudian, kami juga berencana mengembangkan Kumala Laundry selain di pulau Kalimantan seperti di pulau Jawa, Sulawesi dan daerah lainnya di Indonesia,” katanya. 


Agus Triono adalah salah satu pengusaha yang sukses dengan berbisnis franchise, Anda tertarik? Konsultasikan dengan pakar franchise di Daya.id agar usaha yang Anda jalankan semakin matang dan sukses.

Untuk kisah sukses pengusaha inspiratif lainnya, bisa Anda baca di Daya.id. Yuk daftar dan kunjungi Daya.id sekarang juga!
 

Penilaian :

4.9

14 Penilaian

Kisah Sukses Lainnya

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS