Dirilis

02 Juni 2022

Penulis

Peni hidayah

Sebagian orang menabung untuk mempersiapkan masa depan. Tapi ada sebagian orang yang mempersiapkan dana untuk masa depan dengan cara berinvestasi di pasar modal, dengan mengambil produk saham atau pun reksadana. Bahkan ada yang bilang investasi di pasar modal adalah cara kerja dari rumah, bisa sambil tidur, Anda dapat mencetak uang, dimana uang akan mengalir sendiri ke rekening. 

Sepertinya menggiurkan sekali ya berinvestasi di pasar modal itu?

Baca juga: 5 Perbedaan Investasi dan Menabung, serta Contohnya

 

Strategi Investasi di Pasar Modal


Ingin ambil investasi di pasar modal? Tahan dulu ya. Sebelum Anda mengambil invetasi di pasar modal, Anda perlu tahu beberapa strateginya agar berpeluang mendatangkan cuan yang tinggi. 

 

1.    Dollar Cost Averaging (DCA) atau Strategi Nabung Rutin

Merupakan strategi berinvestasi sederhana yang dilakukan dengan cara menginvestasikan jumlah uang setiap bulan ataupun setiap minggu, dengan besarnya jumlah uang yang sama tanpa mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi. 

Berita baiknya nabung rutin ini tidak harus dalam nominal yang besar lho. Anda bisa nabung dengan nominal Rp100 ribu sekalipun. Yang penting Anda berinvestasi secara rutin baik setiap bulan atau setiap minggu, sehingga akumulasi dana investasi terus meningkat dan mendapatkan keuntungan dari kondisi pasar di setiap periode.

Baiknya lagi bagi Anda yang menjalankan strategi ini, Anda jadi bisa membangun kebiasaan berinvestasi secara konsisten dan mengurangi risiko kebiasaan konsumtif ketika memiliki dana menganggur karena dana sudah diinvestasikan secara rutin. 

Tidak hanya itu strategi ini cocok untuk investor yang memiliki gaji atau pendapatan bulanan yang bersifat tetap dan ingin berinvestasi dalam jangka panjang. 

Jadi menabung rutin secara konsisten adalah strategi yang paling tepat untuk dilakukan oleh investor pemula. Dan biasanya strategi ini dilakukan untuk mengambil investasi dengan produk reksadana.

 

2.    Lump Sum (LS) atau Strategi Menyetor Sekaligus


Merupakan strategi yang dilakukan dengan cara menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya. 

Bagi Anda yang memiliki penghasilan atau gaji tidak tetap setiap bulannya seperti freelancer atau pemilik usaha, strategi ini bisa Anda jalankan lho, misalnya ketika mendapatkan bonus atau warisan. 

Jika dilakukan saat timing yang tepat, strategi ini memberikan hasil investasi yang baik, yaitu saat harga-harga NAB (nilai aktiva bersih) sedang turun pada posisi terendah sehingga memungkinkan investor untuk memperoleh lebih banyak unit investasi pada harga yang lebih murah.

Nah, karena harga-harga NAB (nilai aktiva bersih) sedang turun, secara logika investasi akan naik kembali (swing) lagi ke posisi sebelumnya bahkan lebih tinggi sehingga memberi hasil yang lebih maksimal. 

Namun sayangnya ketika posisi terendah, kondisi itu tidak selalu dapat diprediksi dengan baik. Karena susahnya mengetahui kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi, manajer investasi (MI) yang sudah berpengalaman puluhan tahun sekalipun sulit melakukannya secara konsisten. Sehingga dalam hal ini Anda membutuhkan pengalaman dan keahlian untuk melakukan analisis pasar.

Selain itu, investasi dengan model lump sum ini memerlukan modal yang nominalnya cukup besar sehingga bisa menyulitkan sebagian calon investor, terutama bagi mereka yang memiliki alokasi investasi pas-pasan. 

Sementara itu yang menjadi kelemahan investasi dengan cara ini adalah jika waktu yang digunakan untuk berinvestasi kurang tepat dan si investor tidak berorientasi untuk jangka panjang. Makanya, ketika harga reksadana sedang mengalami penurunan, kerugian yang dihadapai investor bisa lebih besar. 

Dua strategi tersebut merupakan strategi yang dapat Anda jalankan dalam berinvestasi di pasar modal. Pilihlah strategi yang sesuai dengan kondisi Anda ya untuk mendapatkan potensi cuan yang besar. 

Dan yang perlu Anda ketahui, semakin lama Anda berinvestasi, maka semakin besar jumlah uang yang Anda tabung dengan pengembalian yang lebih optimal lagi. Anda tidak perlu tergesa-gesa untuk jadi kaya, karena berinvestasi memang butuh waktu untuk menunjukkan hasil bahkan sampai 10-40 tahun. 

Jika Anda memiliki pertanyaan lain seputar keuangan dan usaha, silakan ajukan pertanyaan Anda di kolom Tanya Ahli! Silakan daftarkan juga diri Anda untuk akses ke tips dan info lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

4.9

19 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Arrino Fatra

05 Januari 2023

Good info

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS