Dirilis

02 Mei 2025

Penulis

Thomas Aquino Herly Marwanto

Apa saja aset dan biaya-biayayang perlu Anda siapkan untuk memulai bisnis kuliner rumahan? Rencanakan dengan matang agar operasional bisnis Anda bisa berjalan dengan lancar.

Seri Memulai Bisnis Kuliner Rumahan
1.    Utama: Memulai Bisnis Kuliner Rumahan dengan BMC
2.    Seri 1: Strategi Membangun Brand Bisnis Kuliner Rumahan
3.    Seri 2: Bisnis Kuliner Rumahan dengan Sistem Pre-Order
4.    Seri 3: Aset dan Biaya Operasional di Bisnis Kuliner Rumahan
 

Merencanakan Bisnis Kuliner Rumahan

Apakah Anda telah memutuskan untuk membuka usaha kuliner rumahan? Apa ide yang terlintas di pikiran Anda? Rumah makan rumahan? Kalau iya, maka pilihan Anda punya potensi bisnis yang menjanjikan. Kenapa? Karena makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang sudah pasti akan selalu dibutuhkan. Jadi pantaslah bila usaha kuliner merupakan satu pilihan menarik dari antara jenis usaha yang lainnya.

Ada banyak lagi ide bisnis kuliner rumahan. Tapi apapun ide Anda, memiliki rencana usaha yang matang adalah kunci bagi keberlanjutan dan keberhasilan usaha. Salah satu pendekatan yang dapat Anda gunakan untuk membuat rencana usaha yang baik adalah dengan menggunakan konsep Business Model Canvas (BMC). 

Baca juga: Merencanakan Bisnis dengan Model Business Model Canvas 1

BMC membantu untuk melakukan analisis model usaha secara menyeluruh tapi sederhana. Karena konsep ini membantu Anda untuk memahami berbagai elemen, mulai dari siapa segmen konsumen usaha kita, bagaimana pemasaran yang sebaiknya ditawarkan, saluran distribusi, sumber-sumber daya yang harus disiapan, biaya-biaya yang harus disiapkan, dan aspek-aspek kunci lainnya. 

Anda bisa mempelajari elemen BMC tersebut di seri Memulai Bisnis Kuliner Rumahan dengan BMC di Daya.id. Namun kali ini, dari seluruh konsep BMC yang ada, kita fokuskan pada Key Resources dan Cost Structure dari membangun usaha kuliner rumahan.

 

Aset-Aset Penting di Bisnis Kuliner Rumahan

Mengutip Tim PPM Manajemen, Key Resource merupakan aset-aset terpenting yang harus Anda perhatikan dan sediakan, karena hal tersebut menentukan keberhasilan pengoperasian model bisnis (business model) suatu usaha, termasuk usaha kuliner rumahan. Aset-aset apakah itu?

 

1.    Manusia

Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam organisasi. Ketiadaan tenaga kerja, tentu akan menghambat jalannya usaha. 

Jika Anda menjalankan usaha sendiri, maka Anda termasuk sumber daya manusia. Bisa juga jika Anda mempekerjakan karyawan. Memiliki karyawan yang bertanggung jawab disiplin, ramah, dalam melayani pelanggan tentu sangat penting bukan?.

Mulailah menghitung dan menentukan jumlah karyawan yang Anda butuhkan di awal usaha, sesuai dengan kapasitas usaha yang Anda mampu dan targetkan. 

 

2.    Fasilitas

Aset di sini dapat berupa fasilitas fisik dan nonfisik. Fasilitas fisik, misalnya jika Anda menjalankan bisnis rumah makan rumahan, Anda membutuhkan ruangan, mulai dari meja, kursi, piring, gelas, sendok, tatakan, dan wastafel; tempat parkir yang memadai buat pelanggan dan ojek online; toilet bagi pelanggan dan karyawan. 

Anda juga membutuhkan alat-alat pendukung untuk memasak mulai dari kompor, wajan, dispenser, dan lemari pendingin.

Selain itu, Anda mungkin membutuhkan kendaraan untuk ambil pesanan ke supplier atau kendaraan untuk antar pesanan pelanggan. 

Fasilitas non fisik, misalnya aplikasi atau sistem transaksi usaha digital, mulai dari cara penerimaan uang dari konsumen pengaturan arus uang masuk dan uang keluar, identifikasi pelanggan, dan sebagainya.

 

3.    Teknologi

Dalam bisnis kuliner rumahan, janganlah hanya fokus pada kemampuan Anda memasak.  Mulailah membagi pikiran dan belajar untuk dapat menjalankan aspek pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan secara bersamaan. Gunakan teknologi untuk membantu Anda. 

Teknologi merupakan aset yang dapat Anda gunakan untuk memudahkan operasional usaha. Misalnya penggunaan aplikasi untuk membantu Anda mengetahui laporan arus kas dan laporan rugi laba secara cepat; penggunaan media sosial untuk promosi usaha; penggunaan aplikasi untuk memudahkan pembayaran gaji ke karyawan bahkan mengidentifikasi siapa pembeli terbanyak, dan produk Anda yang mana yang jadi best seller pelanggan. Dapat pula penggunaan email atau WA business untuk komunikasi dengan pemasok dan pelanggan.

Jadi mulailah gunakan teknologi yang memudahkan atau mengefisienkan Anda berbisnis dan berwirausaha. 

 

4.    Intelektual

Yang dimaksud dengan sumber daya intelektual misalnya merek, hak paten, hak cipta, dan data base pelanggan. 

Memanganya bisnis kuliner rumahan perlu urus legalitas merek dan logo? Ya, memang ada beberapa bisnis rumahan yang bisa berjalan tanpa merek dan logo yang matang. Tapi jika merek dan logo adalah hal penting untuk bisnis Anda, maka Anda harus mulai memperhatikan agar merek usaha atau logo usaha kuliner Anda tidak melanggar hak cipta usaha orang lain, demikian juga agar produk Anda tidak melanggar hak paten dari orang lain. 

Bahkan, Anda perlu mengeluarkan biaya agar hak cipta merek usaha atau logo usaha, kemudian hak paten atas produk yang Anda buat segera diurus. Kenapa? tentu supaya tidak diklaim sebagai milik orang lain. 

Selain itu, soal database pelanggan, ini menjadi komponen yang semakin penting. Data base pelanggan adalah sumber daya agar Anda dapat melakukan inovasi produk, melakukan strategi pemasaran yang tepat, dan menyediakan produk dalam jumlah yang tidak overstock (berlebih). 

 

5.    Channels atau saluran distribusi

Ya, saluran distribusi menjadi aset atau sumber daya yang krusial untuk bersaing. Semakin banyak saluran distribusi semakin besar peluang Anda untuk meningkatkan penjualan dan pendapatan. 

Untuk tahap awal, saluran distribusi yang perlu Anda perhatikan adalah mendaftarkan diri untuk pasang status di Go Food, Grab Food, Shopee Food dan sejenisnya. Dengan saluran distribusi tersebut, usaha Anda berpotensi tumbuh lebih cepat. Semakin banyak saluran distrubusi, usaha Anda akan lebih cepat dikenal. Jadi menyediakan tempat duduk atau tempat parkir yang memadai bagi ojek online, menjadi hal yang vital di saat ini.

 

Biaya-Biaya di Bisnis Kuliner Rumahan

Setelah mengidentifikasi Key Resources yang dibutuhkan, aspek lain yang harus Anda perhatikan berikutnya adalah Cost Structure.
 
Menurut Tim PPM Manajemen, Cost Structure atau struktur biaya merupakan semua biaya yang muncul sebagai akibat dioperasikannya model usaha Anda. Untuk bisa mewujudkan Key Resources yang dibutuhkan tentu memerlukan biaya-biaya.

Biaya-biaya yang sering muncul dalam usaha kuliner rumahan antara lain biaya lokasi, biaya bahan baku, biaya produksi (listrik, air, gas, minyak), biaya pengemasan, biaya sewa ruko, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, biaya promosi, biaya perijinan usaha, biaya pulsa dan data, dan sebagainya. 

Beberapa faktor biaya yang sangat penting Anda perhatikan antara lain.

 

1.    Biaya Lokasi Usaha

Biaya untuk lokasi usaha bisa bervariasi, tergantung beberapa faktor. Nah, dimanakah di antara ke empat model di bawah ini yang akan Anda pilih untuk membuka lokasi usaha kuliner rumahan?

  • Membeli rumah khusus untuk usaha kuliner rumahan. Tentu biaya awal untuk membeli lokasi akan sangat besar. Tapi, apabila Anda memiliki anggarannya, membeli lokasi akan memberi kebebasan untuk mengatur tempat, dan tidak perlu khawatir harus berinteraksi dengan pemilik tanah/bangunan dalam urusan sewa.
  • Menyewa. Biasanya, Anda perlu menandatangi kontrak untuk beberapa tahun dan membayar deposit setidaknya enam bulan. Biaya menyewa ini, kelihatannya sih, lebih murah di awal ya? Ingat, Anda harus memperhitungkan apabila di masa depan biaya sewanya akan naik. Rata-rata biaya sewa restoran kurang le bih antara 5% hingga 10% dari biaya bulanan restoran, itu pun juga tergantung dari lokasi restorannya.
  • Menggunakan rumah sendiri. Tentu lebih efisien biaya, namun yang harus Anda perhatikan adalah jangan sampai biaya-biaya operasional usaha tercampur dengan biaya rumah tangga. Biaya-biaya seperti listrik, air, pajak usaha dan pajak rumah, harus dipisahkan. Jangan sampai biaya usaha malah membebani biaya rumah tangga, atau biaya rumah tangga membebani biaya usaha.
  • Cara lain untuk mengefisienkan biaya sewa adalah dengan membuat cloud kitchen. Cloud kitchen adalah usaha kuliner rumahan yang yang tidak menyediakan tempat makan, jadi hanya menjual makanan dan menerapkan sistem delivery atau pengantaran saja. Dengan model seperti ini ini, Anda bisa mengurangi biaya sewa.


 

2.    Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja cakupannya antara lain biaya gaji, pajak gaji, keuntungan karyawan, dan lain-lain. Cobalah menjaga agar biaya tenaga kerja tetap di sekitar 25%-30% dari laba kotor/hasil penjualan usaha Anda sebulan.

Untuk menghitung biaya tenaga kerja, dapat menggunakan rumus berikut:

Biaya tenaga kerja = (Total biaya tenaga kerja dalam satu bulan/Jumlah penjualan dalam satu bulan) x 100.  

Misalnya biaya tenaga kerja usaha Anda pada bulan April sebesar Rp20.000.000, dan total hasil penjualan sebulan adalah Rp65.000.000. Setelah persentase biaya tenaga kerja Rp20.000.000 dibagi Rp65.000.000, kemudian dikalikan 100. Hasilnya adalah sekitar 31%. Artinya jumlah ini, masih sedikit di atas batas atas 30% tadi.

Apabila hal ini terjadi terus menerus maka, Anda perlu mengevaluasi kinerja karyawan Anda, mengevaluasi strategi pemasaran Anda, dan bahkan perlu lebih meningkatkan penjualan Anda.

 

3.    Biaya Aplikasi POS (Point-of-Sales)

Memiliki aplikasi POS akan sangat bermanfaat untuk menjalankan operasional usaha Anda. Tidak hanya mengefisienkan proses pemesanan, sistem ini membantu Anda mengatur aset, mengelola karyawan, membuat laporan penjualan, pembuatan profil pelanggan, juga pengaplikasian diskon.

Anda juga memerlukan hardware POS seperti QRIS, pemindai kartu kredit, monitor layar sentuh, printer struk, dan printer tiket. Untuk harga berlangganan sistem POS rata-rata antara puluhan hingga ratusan ribu per bulannya. Dalam aplikasi POS, biasanya semakin banyak fiturnya, maka akan semakin mahal harganya. Tapi, untuk tahap awal membangun usaha kuliner rumahan, fitur-fitur dasar saja sudah cukup untuk menjalankan restoran di awal.

 

4.    Biaya makanan

Biaya makanan umumnya mencapai sekitar 28% hingga 35% dari biaya operasional usaha kuliner seperti warung makan. Besaran biaya ini tentunta tergantung jenis menu yang disajikan.

Nah, di bawah ini ada beberapa tips yang perlu Anda pertimbangkan saat menghitung biaya makanan:

  • Ketidakstabilan harga. Ada banyak faktor penyebab, seperti cuaca dan tren makanan. Misalnya, jika alpukat tiba-tiba menjadi bahan yang laris di pasar, maka biaya makanan bisa meningkat.
  • Hubungan dengan pemasok. Jagalah hubungan baik dan aktiflah bernegosiasi dengan mereka untuk menjaga biaya makanan tetap rendah.
  • Pemborosan makanan. Seringkali pengusaha kuliner tidak mengelola inventaris mereka dengan benar dan akhirnya memesan terlalu banyak bahan makanan. Pada akhirnya, banyak yang terbuang dan itu merupakan pemborosan.


 

5.    Biaya marketing

Biaya marketing atau pemasaran, membutuhkan biaya besar ketika Anda mulai membuka usaha kuliner, karena Anda harus membuat orang mengenal usaha Anda sebanyak dan secepat mungkin Anggarannya biasanya antara 25-35% dari pendapatan kotor tahunan. Ketika baru memulai usaha, biasanya pendapatan berfluktuasi, jadi Anda perlu meninjau biayanya setidaknya setiap tiga bulan sekali.

Biaya pemasaran yang perlu Anda perhatikan diantaranya biaya pembuatan situs web.Hubungkan web ini dengan Google Business Profile, platform media sosial, dan situs review. Hal ini untuk membuat usaha kuliner Anda terlihat lebih kredibel. Jika biaya marketing ingin lebih efisien, gunakan promosi lewat media sosial. Silakan gunakan iklan berbayar atau bekerja sama dengan akun-akun yang mempromosikan kuliner.

 

Biaya Tersembunyi di Bisnis Kuliner Rumahan

Ya, mungkin saja, Anda sudah tahu ada banyak hal detil yang harus diperhatikan dalam proses pembukaan bisnis kuliner rumahan. Namun ada satu hal, yang perlu diantisipasi, yakni biaya-biaya ‘tersembunyi’. Untuk mengantisipasi hal itu, Anda membutuhkan perhitungan yang matang agar dapat menghemat anggaran dan menghindarkan Anda dari kemungkinan overspend budget (biaya berlebihan) di tahap awal perjalanan bisnis kuliner rumahan Anda. 

Apa saja sih, biaya-biaya tersembunyi itu dan adakah solusi yang dilakukan untuk dapat mengamankan budget saat buka bisnis kuliner? 

 

A. Dekorasi yang Instagramable

Jika Anda menjalankan bisnis kuliner rumahan dengan format makan di tempat, Anda tentu sangat ingin punya toko yang nyaman, tapi juga memanjakan mata pelanggan. Istilah jaman sekarang “Instagramable”. Memang, selain rasa dan kualitas produk, suasana yang nyaman dan menarik, bisa bikin pelanggan yang datang jadi makin betah, bahkan tak segan kembali lagi. Namun ingat, ya! sadar atau tidak, menyiapkan berbagai macam pernak-pernik dekorasi dan interior di toko bisa memicu kebocoran modal usaha yang Anda miliki. 

Ingat ya, di awal usaha jangan sampai overspend budget. Dana tersebut bisa dialokasikan ke kebutuhan lain yang lebih primer.  Jadi, coba saja desain dan dekorasi yang minimalis, bersih, dan nyaman, agar budget tetap aman.

 

B. Peralatan Makan

Peralatan seperti alat makan, tisu makan, perlengkapan kebersihan, sampai barang-barang yang dibutuhkan di dapur, bisa saja membuat Anda harus mengeluarkan kocek lebih untuk melengkapinya. Oleh karena itu, catatlah kebutuhan barang-barang yang bersifat mandatory atau harus tersedia untuk kenyamanan pelanggan. Hal tersebut dapat meghindarkan Anda, dari kemungkinan belanja berlebihan, yang berdampak dan berbahaya untuk persediaan modal usaha yang Anda punya.
Agar dalam jangka Panjang dapat menghemat biaya, carilah peralatan hemat energi yang tahan lama karena akan menggunakan lebih sedikit daya untuk bekerja. Anda juga dapat mencari pilihan barang bekas.

 

C. Bahan Baku 

Bahan baku jika tidak diperhitungkan dengan baik, akan dapat menghabiskan biaya yang besar untuk melengkapi stok bahan baku yang diperlukan. Selain itu pembelian bahan baku yang sembarang dapat memperbesar kemungkinan bertambahnya limbah sisa makanan, menimbulkan kerugian bagi bisnis dan memberikan dampak negatif untuk lingkungan. 

Lakukanlah pencatatan dan pengelolaan bahan baku dengan seteliti mungkin, bijaklah memilih waktu dan tempat untuk belanja bahan baku dan kebutuhan usaha. Hindarilah pembelian bahan baku yang banyak dalam satu waktu. Buatlah jarak waktu untuk belanja, seperti satu atau dua minggu sekali. 

Nah, demikianlah beberapa hal yang penting untuk Anda ketahui khususnya terkait aset dan biaya-biaya yang harus Anda ketahui tatkala hendak membuka usaha kuliner rumahan. Untuk lebih lengkapnya bacalah artikel seri tentang memulai bisnis kuliner rumahan menggunakan Business Model Canvas (BMC)

Bacalah: Business Model Canvas untuk Memulai Usaha Kuliner Bebek

 

Template Business Model Canvas

Apa itu BMC? BMC adalah alat bantu untuk merencanakan dan mengembangkan model bisnis. Ada sembilan elemen yang bisa Anda analisis menggunakan BMC, yaitu Customer Segments, Value Propositions, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, dan Cost Structure. Merencanakannya bisnis kuliner rumahan menggunakan BMC bisa membantu Anda merencanakan bisnis secara lebih terstruktur.

(Download Template Business Model Canvas)

Jika Anda butuh bantuan lebih lanjut, silakan manfaatkan fitur Tanya Ahli ya. Silakan daftarkan diri Anda untuk akses gratis ke seluruh fitur Daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Wisnu Dewobroto

Pendamping UMKM

2 dari 5 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS