Dirilis

25 Juni 2022

Penulis

Thomas Aquino Herly Marwanto

Hakikat perusahaan menjalankan bisnis, tujuan utamanya adalah untuk mencari keuntungan (profit). Maka, bila perusahaan membuat program tanggung jawab sosial (CSR atau Corporate Social Responsiblility), seharusnya dimaknai sebagai wujud investasi sosial perusahaan. 

Baca Juga:  Program CSR Mendukung Keberlanjutan Bisnis 

Layaknya sebuah investasi, program yang dibuat haruslah dapat terukur dan diharapkan akan mendatangkan keuntungan di kemudian hari. 

Baca Juga: Tips Branding Melalui CSR

Nah, apabila secara umum di dunia usaha orang lebih mengenal Return on Investment (ROI), maka saat ini orang mulai mempertanyakan dampak sosial dari investasi yang sudah dilakukan atau dikenal dengan istilah Social Return on Investment (SROI).

 

Perbedaan ROI dan SROI



ROI merupakan salah satu model analisis keuangan yang dapat memberikan indikasi efisien tidaknya investasi kepada  investor, dengan  cara membandingkan keuntungan dengan modal yang diinvestasikan. ROI  hanya memperhitungkan faktor internal suatu program, hanya menyertakan nilai transaksi, dan mengukur hasil nyata suatu proyek.

Sedangkan SROI termasuk mengukur dampak pada penerima manfaat, persepsi pemangku kepentingan, dan mengukur aspek-aspek yang tidak berwujud dari program, seperti manfaat bagi kesehatan peserta program, meningkatnya pengetahuan, dan sebagainya.  Faktor-faktor eksternal diukur, tidak hanya keuntungan internal investor saja.

Dampak dari SROI, suatu perusahaan jasa keuangan di Jakarta tidak lagi dapat mengklaim: berdasar sifat pekerjaan dan lokasinya, mereka otomatis tidak ikut bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan hidup yang terjadi akibat penambangan batubara di Kalimantan Timur.  Padahal sebagian modal usaha perusahaan batubara itu ternyata didanai perusahaan jasa keuangan yang ada di Jakarta tadi. Maka perusahaan jasa keuangan tersebut harus ikut bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan.

Bahkan, suatu perusahaan tidak bisa serta-merta bisa mengatakan tidak bertanggung jawab terhadap pemanasan global hanya karena merasa aktivitasnya tidak terkait dengan pencemaran lingkungan. 

Sebab dengan melihat operasional perusahaan, dapat diukur seberapa besar kontribusi perusahaan pada pemanasan global. Misalnya dengan melihat seberapa banyak penggunaan kertas dalam aktivitasnya, seberapa banyak bensin yang dipakai untuk operasional kendaraannya, seberapa banyak listrik yang dipakai, dan sebagainya.

Jadi boleh dikatakan, ide adanya SROI adalah atas dasar bahwa investasi tidak boleh hanya melihat nilai uang dari apa yang dihasilkan sebagai nilai shareholder langsung, namun harus juga memberikan kemanfaatan yang lebih luas. SROI merupakan kerangka kerja dengan tujuan mengukur dan menghitung konsep nilai yang jauh lebih luas, yang berupaya mengurangi ketimpangan masyarakat, degradasi lingkungan, dan meningkatan ksejahteraan.

Konsep SROI ini dirintis di Amerika di awal  1990, kemudian dikembangkan di Inggris tahun 2008. Para ahli di Inggris mengajukan ada 7 prinsip SROI yang dapat digunakan dalam membangun kerangka kerjanya, 

 

Jenis, Prinsip, Metode, dan Pengukuran SROI

Untuk mengukur Social Return on Investment, ada 2 jenis analisis yaitu: 
 

  1. Analisis evaluative, yaitu analisis berdasarkan keluaran (hasil aktual) yang telah terjadi atau sedang dalam proses. 
  2. Analisis prakiraan (forecasting), yaitu analisis untuk memprediksi jumlah nilai sosial finansial yang akan tercipta bila suatu program memenuhi hasil yang diinginkan. 


Agar analisis ini dapat dipertanggungjawabkan, ada 7 prinsip SROI yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan yaitu: 
 

  1. Melibatkan para pemangku kepentingan, 
  2. Memahami perubahan-perubahan yang terjadi, 
  3. Menghargai hal yang sifatnya penting, 
  4. Menyertakan hanya sesuatu yang penting, 
  5. Tidak dibolehkan mengklaim secara berlebihan, 
  6. Transparan, 
  7. Selalu memverifikasi hasil yang diperoleh. 


Jadi SROI telah dirancang untuk memastikan bahwa prosesnya kuat, transparan, dan diinformasikan oleh pemangku kepentingan.  

Untuk menjalankan SROI terdapat metodologi enam langkah yang meliputi:
 

  1. Menetapkan ruang lingkup program dan mengidentifikasi para pemangku kepentingan utama program.
  2. Melakukan pemetaan. Keterlibatan pemangku kepentingan, dampak, atau perubahan yang menunjukkan hubungan antara input, output, dan hasil dikembangkan.
  3. Membuktikan adanya hasil dan memberi nilai. Langkah ini dimulai dengan melibatkan pencarian data untuk mengetahui apakah hasil telah terjadi. Selanjutnya hasil dimonetisasi atau memberi nilai finansial pada hasil, 
  4. Menetapkan dampak yang terjadi.
  5. Menghitung SROI. Dengan cara menjumlahkan semua manfaat, mengurangi negatif kemudian membandingkannya dengan investasi.
  6. Melaporkan dan menggunakan hasil SROI.


Untuk memonetisasi suatu dampak sosial finansial, para organisasi filantropi, pemodal ventura, yayasan, dan non-profit organization lainnya dapat menggunakan metode SROI.

SROI = (SIV – IIA) : (IIA x 100%)

Keterangan:
SIV = Nilai dari dampak sosial program (social investment value). 
IIA  = Jumlah investasi awal (initial investment amount).


Jadi dapat disimpulkan bahwa SROI dibuat dengan latar belakang karena efektivitas suatu program selama ini hanya dilihat dari sisi output fisik yang dihasilkan, seperti spesifikasi teknis yang ada, tanpa melihat lebih jauh manfaat apa yang benar-benar bisa dirasakan oleh para pemangku kepentingan (stakeholders). 

Melalui pendekatan yang berfokus kepada para pemangku kepentingan, SROI mengidentifikasi, menilai, dan menghitung total manfaat yang dihasilkan oleh suatu program yang dapat dilihat dari  tiga aspek yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. 

Dengan demikian para pemangku kepentingan memiliki informasi yang lebih komprehensif mengenai besarnya value-for-money dari setiap rupiah yang telah diinvestasikan. 

Hal ini sudah tentu akan meningkatkan akuntabilitas dari setiap program yang ada, selain mengubah mindset para pemangku kepentingan dari hanya sekedar output (yang bersifat angka) beralih menjadi outcome (dampak). 

Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda. Apabila masih banyak yang ingin ditanyakan terkait SROI, silakan manfaatkan fitur Tanya Ahli ya. Daftarkan juga diri Anda untuk mendapat akses penuh di daya.id.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Wisnu Dewobroto

Pendamping UMKM

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS