Dirilis

29 April 2022

Penulis

Thomas Aquino Herly Marwanto

PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan pengunduran diri karyawan pada dasarnya adalah hal biasa. Namun bagaimana bila yang “hengkang” itu merupakan  karyawan yang Anda andalkan? Anggaplah karyawan terbaik Anda. 

Alangkah ruginya perusahaan, bila kehilangan pekerja andalan. Perkembangan perusahaan bisa menjadi terhambat, sebab kapasitas orang yang ahli di bidang pekerjaannya, mulai berkurang.  Apa yang seharusnya Anda lakukan bila menghadapi permintaan mengundurkan diri dari karyawan terbaik Anda?

 

Waspadai Reaksi Anda


Reaksi yang akan muncul dari Anda bisa saja seperti ini, “Apa yang keliru dari saya atau perusahaan sehingga ia mau keluar? Apakah gaji yang diberikan kurang? Apakah karena perlakuan saya kurang berkenan? Dan lain-lain.”

Pikiran-pikiran seperti ini akan terus sambung-menyambung sehingga bisa menjadi pola pikir ekstrim dan tidak bersahabat seperti, "Memangnya dia apa, berani-beraninya mengundurkan diri segala? Tidak tahu terimakasih pada perusahaan!”

Apabila reaksi seperti itu berkepanjangan (atau malah dipertahankan), maka konsekuensinya bisa kontra produktif, bagi Anda sendiri, perusahaan, maupun karyawan terbaik yang resign.

Lagipula, jangan-jangan yang menjadi sumber keluarnya sang karyawan terbaik itu merupakan hal-hal negatif bagi karyawan yang selama ini dianggap sepele oleh perusahaan. Bila demikian, kesalahan dapat diletakkan pada perusahaan, meski Anda sendiri sebagai manajer bisa jadi turut merasa bersalah. Kebayang kan bila  Anda pun dapat melakukan hal yang sama, bila berada dalam posisi serupa dengan karyawan andalan Anda tersebut.

Apa reaksi yang sebaiknya Anda tampilkan? Terhadap karyawan mana pun yang hendak mengundurkan diri, maka respons yang lazim ditampilkan adalah ungkapkan rasa sedikit menyesal belum bisa memenuhi semua harapan karyawan tersebut ,yang kemudian disusul dengan ucapan selamat dan doa agar karyawan itu berhasil di tempat tugasnya yang baru. 


 

Bila Ingin Mempertahankan Karyawan Terbaik


Akan tetapi, bila Anda benar-benar ingin mempertahankan karyawan terbaik tersebut, apakah respons seperti itu memadai? Apalagi bila dalam hati Anda  masih memiliki harapan bahwa melalui satu dua cara, karyawan tersebut masih bisa dibuat kembali berminat untuk meneruskan pekerjaan di perusahaan Anda. 

Nah, jika Anda ingin mempertahankan karyawan tersebut, berikut ini tips yang bisa Anda coba.

 

a.    Gunakan skenario dialog

Anda perlu berdialog dengan karyawan tersebut guna mengetahui penyebab utama ingin keluar. Jangan ajukan pertanyaan secara langsung, sebab biasanya kurang membuahkan hasil. Anda harus menggunakan “skenario” dalam upaya menggali informasi tersebut.

Awalilah dialog dengan menanyakan rencana lebih lanjut karyawan yang mengundurkan diri tersebut. Biasanya, mereka yang mengundurkan diri itu telah memiliki “pegangan” pekerjaan selanjutnya. Bila memang demikian, tanyakan seluk-beluk pekerjaannya yang baru. 

 

b.    Hindari  teknik  interogasi

Hindari cara bertanya dengan nada yang penuh curiga atau interogasi. Tetapi buatlah dalam suasana yang santai dan serasa penuh kepedulian. Dengan model obrolan seperti itu maka akan terungkap sedikit demi sedikit  motivasi utama karyawan tersebut hendak pindah kerja. 

Bisa jadi karena gaji/penghasilan yang lebih besar. Karena mendapat wewenang/tanggung jawab yang lebih luas. Bisa juga oleh faktor lingkungan sosialnya yang lebih menarik. Atau hal lainnya.

 

c.    Siapkan dan tunjukkan langkah-langkah mempertahankan

Jadi yang penting, pastikan Anda tahu kondisi apa yang mendorong karyawan terbaik tersebut keluar. Apabila Anda ingin mempertahankannya, siapkan langkah-langkah yang bisa dilakukan serta apa saja yang dapat ditawarkan kepadanya. 

Ini dilakukan apabila kondisi yang lebih baik memang dapat ditawarkan perusahaan, dan tentunya, apabila karyawan tersebut memang masih terbuka untuk tawaran tersebut. Namun apabila karyawan andalan kita tersebut sejak awal memang sudah bertekad bulat dan patah arang dengan perusahaan, lupakan saja ide-ide Anda untuk mempertahankannya.

Yah, memang tak semua perusahaan terbuka untuk menawarkan berbagai perbaikan kepada karyawan andalan yang hendak keluar. Namun apabila ia memang merupakan aset perusahaan, mengapa tidak? Bagaimanapun juga fleksibilitas perusahaan diperlukan dan bisa diterapkan dalam bidang sumber daya manusia, termasuk untuk kasus macam ini.

 

d.     Bila karyawan terbaik bersedia menunda

Upayakan menciptakan suasana dan kondisi lingkungan kerja yang lebih nyaman dan menarik baginya sehingga ia dapat menimbang kembali keputusannya. Tentunya hal ini harus diiringi dengan niat Anda untuk benar-benar mengusahakan (dan benar-benar memperlihatkan usaha tersebut) terhadap hal-hal yang telah Anda janjikan. 

Syukur-syukur bila usulan-usulan permohonan perbaikan kondisi kerja dan karyawan, yang diajukan dapat diterima oleh atasan Anda atau Direksi.  Dengan demikian Anda bisa melakukan tindakan yang  berbobot pada karyawan yang hendak hengkang itu.

Terlepas dari berbobot tidaknya usaha yang Anda lakukan, paling tidak Anda telah membuktikan, bahwa sebagai atasan Anda telah berusaha optimal memenuhi masukan seorang anak buah yang sebetulnya sudah mau keluar. 

Bila Anda memang dapat memenuhi sebagian dari apa yang dikehendaki oleh anak buah tadi, berarti bahwa Anda dinilai tidak hanya sebagai atasan yang fleksibel, tetapi juga sebagai perusahaan yang fleksibel dan lebih dari itu, Anda dan perusahaan dinilai menghargai karyawannya sebagai aset penting. 

la akan berpikir kembali. Ternyata atasannya begitu peduli akan diri dan nasibnya, perusahaan  ternyata juga fleksibel terhadap karyawannya. Karena bisa menanggapi secara positif permintaan atau sebagian, permintaan karyawannya, masa iya tempat kerja seperti ini mau ditinggalkan?  

Bila sudah sampai tahap ini, Anda sebagai atasan sebaiknya siapkan sepatah dua patah kata untuk menyambut kembali karyawan andalan yang semula hendak hengkang. “Selamat datang kembali…” adalah awal sambutan yang lumayan simpatik. 

Baca Juga: Cara Terbaik Pertahankan Karyawan Milenial Berbakat di Perusahaan Anda

 

Bila Karyawan Terbaik, Memutuskan Tetap Mau Resign

Apabila keputusan karyawan Anda untuk mengundurkan diri telah final, ya mau tidak mau perusahaan harus bisa menyesuaikan diri dengan kehilangan karyawan terbaiknya. Barangkali selama ini, banyak pekerjaan yang mengandalkannya. Namun Anda Sebagai manajer atau owner harus bisa mengatur agar transisi pekerjaan dapat berjalan lancar. Tentunya sebelum karyawan terbaik itu resign:

  1. Tunjuklah segera karyawan lain yang Anda nilai mampu menggantikannya. 
  2. Minta karyawan yang akan resign tersebut untuk memberi pelatihan singkat dan juga transfer informasi-informasi penting pada rekan penggantinya, sebelum dia pindah ke perusahaan lain.  
  3. Pastikan serah terima  tugas dapat dilakukan dengan detail, jelas, dan lancar, agar Anda, rekan pengganti atau kerja yang lainnya tidak kerepotan nantinya, baik ketika bertemu dengan klien, menghadapi audit, atau menindaklanjuti proyek yang belum selesai.

Nah demikianlah tips-tips bagaimana bila karyawan terbaik Anda, mendadak mau mengajukan resign.  Intinya jangan tunjukkan kepanikan atau emosi Anda. Upayakan skenario agar Anda tidak nampak panik, siapkan cara-cara untuk dapat mempertahankannya, dan tunjukan keseriusan Anda untuk mempertahankannya.  

Dan yang lebih penting dari itu, yuk koreksi diri kita dulu, barangkali sebagai pimpinan ada yang salah dari kita. Anda dapat membaca artikel daya.id tentang Cara Menjadi Pemimpin yang Disukai Karyawan.

Namun bila Anda masih belum puas dengan penjelasan di artikel ini, silakan manfaatkan fitur Tanya Ahli di website di daya.id untuk Mendapatkan Informasi lebih lanjut cara mempertahankan karyawan terbaik Anda. Silakan juga daftarkan diri Anda untuk tips dan info lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

0.0

0 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS