Dirilis

22 Desember 2022

Penulis

BTPN Mitra Bisnis

Tercatat oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah produksi rumput laut Indonesia tahun 2019 mencapai 9,7 juta ton. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), TB. Haeru Rahayu menyebutkan rumput laut merupakan komoditas budidaya yang dapat menjadi salah satu sektor unggulan pada periode 2022 – 2024. Upaya untuk memenuhi kenaikan permintaan tersebut tentunya harus diimbangi dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Salah satunya adalah dengan mengembangkan komoditas rumput laut berupa pembangunan kampung budidaya rumput laut di Kawasan Timur Indonesia oleh KKP. Diproyeksikan pembangunan akan dilakukan tahun depan di Maluku Tenggara dan Sumba Timur. 

Baca Juga: 3 Komoditas Ekspor Indonesia yang Banyak Dicari Dunia

Untuk mencapai target produksi rumput laut yang sebanyak 12,3 juta ton di 2024, KKP telah merancang rencana kerja melalui ekstentifikasi dan intensifikasi lahan budidaya baik melalui peningkatan produktivitas maupun pembukaan lahan baru. Seperti kerja sama yang telah dibangun dengan Yayasan Kalimajari dengan menerapkan pendampingan teknologi kepada pembudidaya di NTT, Papua, serta Papua Barat, telah mampu mendorong kemitraan untuk meningkatkan penelitian dan produksi bibit rumput laut. Melalui program kerja sama dengan KKP, Kalimajari memproyeksikan mampu memberikan dampak kepada lebih dari 30.000 rumah tangga pembudidaya di akhir 2023 dengan peningkatan produktivitas sekitar 30% pada pembudidaya yang sudah ada dan peningkatan pendapatan sekitar 47% pada pembudidaya baru. 

Baca Juga: Ini Hambatan dan Solusi Perdagangan Internasional, untuk Pemula

Selain itu, ada strategi sistem penyediaan dan distribusi rumput laut beserta pengetahuan budidayanya juga diperbaiki serta membangun keterlibatan intermediary bibit rumput laut swasta untuk sumber bibit berkelanjutan. Ditambah, saat ini Direktoral Jenderal Perikanan Budidaya memiliki 15 unit pelaksana teknis di seluruh Indonesia yang dapat dijadikan mitra di lapangan untuk bersama menunjang program peningkatan produktivitas rumput laut. Tebe optimis bahwa kebijakan yang diambil KKP dapat mengatasi persoalan yang dihadapi terutama terkait penurunan kualitas bibit yang masih mengandalkan cara konvensional. 

Berbicara tentang bibit rumput laut, maka dari itu, salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mendukung penyediaan bibit unggul yaitu dengan pemberian paket bantuan KBRL (Kebun Bibit Rumput Laut) kultur jaringan di kawasan pengembangan budidaya rumput laut. Baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun keberlanjutannya tentu akan tetap terjaga ketersediannya. Target dari bantuan paket KBRL ini adalah para pembibit yang tergabung di dalam kelompok pembudidaya rumput laut. Bantuan Kebun Bibit Rumput Laut nantinya akan disalurkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT DJPB). Adapun Unit Pelaksana Teknis yang terlibat dalam penyaluran ini antara lain, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Balai Budidaya Laut Ambon, Balai Budidaya Air Payau Takalar, Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo, Balai Besar Budidaya Air Payau Jepara, dan Balai Budidaya Laut Lombok. Rincian Paket Bantuan Kebun Bibit Rumput Laut akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan, seperti ukuran kebun bibit, metode budidaya yang digunakan, dan waktu pengiriman. 

 

Jenis Rumput Laut di Indonesia 

Jenis rumput laut yang banyak dikembangkan di Indonesia, antara lain seperti: 

 

Eucheuma Cottonii

  • Paling sering dibudidayakan, khususnya wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Bali, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat
  • Dapat dipergunakan sebagai bahan makanan manusia maupun ikan bawah laut, serta sebagai bahan baku pembuatan kosmetik dan farmasi.

 

Sargassum 

  • Budidaya rumput laut sargassum masih terbatas.
  • Sebagai sumber gizi karena mengandung karbohidrat, protein, sedikit lemak, senyawa garam, kalium, dan natrium.
  • Dapat dimanfaatkan untuk penurunan berat badan, mencegah sejumlah penyakit, dan suplemen.
 

Gracilaria

  • Banyak dibudidayakan di daerah Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
  • Sering dimanfaatkan untuk keperluan industri modern, pangan atau non-pangan.
  • Untuk bidang pangan, biasanya dimanfaatkan sebagai sumber serat pangan, penjernih aneka minuman, bahan pengental juga penstabil produk susu. Sementara untuk non-pangan, sering dimanfaatkan sebagai bahan pasta gigi, kosmetik, dan obat-obatan.
 

Gelidium 

  • Sentra budidaya rumput laut jenis ini berada di pesisir Kepulauan Seribu, Kepulauan Riau, Lombok, Sulawesi, Maluku, dan Papua. 
  • Bahan utama pembuatan agar-agar.
 

Hypnea

  • Biasa diolah menjadi tepung dan agar-agar.
  • Dimanfaatkan juga sebagai bahan baku industri.
 

Grade Rumput Laut 

Hasil akhir dari pengolahan rumput laut diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok barang yang siap dikonsumsi, yakni: 

  1. Pharmacy Grade: Rumput laut digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi kebutuhan farmasi. Contoh: bahan gigi buatan, sampo, sabun, pasta gigi. 
  2. Industrial Grade: Rumput laut digunakan sebagai bahan baku industri. Contoh: Pakan ternak ikan, pengeboran, cat, tekstil printing, kertas, keramik. 
  3. Food Grade: Rumput laut digunakan sebagai bahan baku produksi bahan makanan. Contoh: Soft drink, es krim, susu coklat, roti, selai. 
 

Spesifikasi Rumput Laut yang Diperlukan Pasar Ekspor


Berdasarkan data BPS, rumput laut Euchema Cottonii (kode HS : 12122112) yang layak dikonsumsi dan dikeringkan menjadi jenis yang paling banyak diekspor sepanjang tahun lalu yakni sebanyak 97.187 ton. Adapun di tahun ini jenis Cottonii masih berlanjut menempati posisi pertama dengan volume ekspor sebanyak 59.764 ton. Kemudian, di posisi kedua ada jenis Gracilaria (kode HS : 12122113) yang layak dikonsumsi dan dikeringkan menempati posisi kedua volume ekspor tahun lalu sebanyak 39.250 ton. 

Sementara di dua posisi terakhir ada jenis Sargassum (kode HS : 12122115) dan Gelidium (kode HS : 12122114) yang layak dikonsumsi dan dikeringkan dengan volume ekspor tahun lalu sebanyak 1.365 ton dan 90 ton. Per Juli 2021 lalu, volume ekspor keduanya baru mencapai masing-masing sebanyak 569 ton dan 21 ton. 



Jika Anda pertanyaan terkait topik ini, silakan berkonsultasi secara gratis di Tanya Ahli. Daftarkan dulu diri Anda untuk akses penuh ke seluruh fitur Daya.id.

Sumber:

Berbagai Sumber

Penilaian :

5.0

1 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ardhan Ashary Nasution

03 Juli 2023

Keren info 👍

Balas

. 0

Arrino Fatra

23 Pebruari 2023

Good info

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS