Dirilis

16 November 2022

Penulis

Ari Handojo

Krisis tentu merupakan hal umum yang bisa terjadi secara masif bagi suatu perusahaan. Krisis juga bisa menimpa semua kalangan pelaku bisnis, mulai dari yang besar hingga yang kecil. Dalam artikel ini, saya ingin membahas mengenai bagaimana menghadapi krisis terutama bagi usaha menengah, yang mungkin lebih sering dikenal dan disebut UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).

Sebelum itu, siapa sajakah yang termasuk golongan usaha menengah dalam kategori UMKM ini? Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008, menjelaskan bahwa mereka yang termasuk kedalam golongan usaha menengah adalah kelompok usaha dengan aset mulai dari Rp500 juta hingga Rp10 miliar. Mereka juga memiliki penjualan mulai dari Rp2,5 miliar hingga Rp50 miliar. Dengan kondisi bahwa bangunan dan tanah tidak masuk kedalam aset yang diperhitungkan.

 

Tipe Krisis yang Dapat Terjadi kepada Usaha Anda

Setiap krisis perlu penanganan yang berbeda. Untuk itu, penting bagi Anda untuk mengidentifikasi setiap krisis yang terjadi. Berikut beberapa kasus krisis yang umum dan bisa berdampak kepada usaha menengah Anda.

Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Permasalahan UMKM yang Kerap Terjadi

 

1.    Bencana Alam

Bencana alam seperti gempa bumi, erupsi gunung berapi, banjir, tsunami, dan lainnya adalah beberapa contoh bencana alam yang cukup sering terdengar di Indonesia. Bencana alam dapat merusak atau menghancurkan hampir semua infrastruktur vital yang penting untuk respons dan pemulihan, termasuk sistem komunikasi, fasilitas medis, dan saluran transportasi seperti bandara dan pelabuhan laut.

Biaya yang tinggi ditambah dengan waktu pemulihan yang relatif lama akibat dari terjadinya bencana alam, memicu banyak perusahaan untuk menilai kembali strategi dan jejak mereka agar lebih tahan terhadap segala jenis bencana atau gangguan lainnya.

 

2.    Spionase Industri

Spionase industri merupakan krisis lain yang justru terlihat keberadaannya dalam suatu organisasi ketika sudah terlambat untuk dikelola atau ditindaklanjuti. Misalnya usaha yang mengandalkan kelebihan dalam bidang teknologi, mungkin perlu memikirkan adanya kemungkinan menghadapi krisis hilangnya teknologi.

 

3.    Infrastruktur yang Tidak Terlindungi

Infrastruktur yang tidak terlindungi tentu dapat mengganggu jalannya usaha, terutama jika hal tersebut memengaruhi inti suatu bangsa. Misalnya kasus kebocoran data peserta BPJS yang beberapa waktu lalu mencuat, bisa menjadi contoh krisis infrastruktur yang tidak terlindungi dari perusahaan yang kompleks dan terdesentralisasi serta rentan terhadap serangan para hacker.

 

4.    Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 juga bisa menjadi contoh krisis yang memiliki dampak besar pada suatu usaha dalam beberapa tahun terakhir. Sifat unik dari krisis ini menimbulkan serangkaian tantangan baru bagi bisnis saat mereka perlahan-lahan mencapai pemulihan atau pembukaan kembali. Namun, mungkin perlu waktu yang cukup panjang bagi bisnis kecil dan besar untuk dapat pulih, itupun jika mereka bisa melakukannya.

Tentunya dari beberapa kemungkinan krisis yang dapat terjadi, penting bagi Anda untuk melakukan analisis risiko mengenai kemungkinan munculnya krisis tersebut dan bagaimana cara menanganinya. Paling tidak, Anda bisa mengambil beberapa tindakan dengan pasti dan cepat untuk menghindari atau mengurangi dampak ketika krisis tersebut melanda bisnis Anda.

Anda bisa mencoba untuk mulai mengevaluasi bisnis Anda dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini. Apakah sudah ada langkah-langkah konkret yang sudah Anda lakukan dalam melindungi keselamatan karyawan dan klien Anda? Terutama dari sisi proses yang berlaku maupun cara-cara bijaksana lainnya, guna menjamin keselamatan stakeholder serta efisiensi dari biaya-biaya yang mungkin dikeluarkan.

Selain langkah-langkah untuk pencegahan, diperlukan juga langkah-langkah mitigasi ketika ada salah satu stakeholder yang terpapar sakit akibat COVID-19. Apakah Anda mewajibkan semua stakeholder untuk melakukan vaksinasi COVID-19? Bagaimana penanganan bisnis Anda ketika ada stakeholder yang belum melakukan vaksinasi? Ini semua dapat menjadi referensi dalam mempertimbangkan apa yang harus Anda lakukan ketika krisis menimpa bisnis Anda.

Baca juga: 4 Cara Jualan di Era New Normal

Lakukan hal yang sama untuk contoh krisis yang lainnya. Buatlah sedetail mungkin identifikasi krisis, sehingga Anda dapat dengan mudah mengaplikasikan penanganannya. Kalau bisa direncanakan, mengapa harus ditunda? Selamat mencoba!

Apabila Anda masih memiliki pertanyaan, Anda dapat mengakses fitur Tanya Ahli dan dapat berdiskusi lebih lanjut dengan para ahli. Anda juga dapat mengunjungi Daya.id untuk mengetahui tips dan peluang usaha lainnya. Jangan lupa segera daftarkan diri Anda untuk bisa mendapatkan manfaat menarik lainnya!

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Arrino Fatra

10 Pebruari 2023

Thanks

Balas

. 0

Muhammad Fadlan Ariansyah

13 Desember 2022

Tks

Balas

. 0

Rudy Prasetyo

24 November 2022

👍

Balas

. 0

Hartawan Saleh Siregar

23 November 2022

👍

Balas

. 0

Hartawan Saleh Siregar

23 November 2022

👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS