29 Januari 2019
Dirilis
Penulis
Tim Daya Tumbuh Usaha
Sebuah survei yang dilakukan oleh IBM terhadap 6.000 orang eksekutif di tahun 2017 terungkap, 66% pemilik usaha (CEO) mempercayai cognitive computing dan artificial intelegent (AI) alias kecerdasan buatan, mampu mengubah dan mengarahkan ke nilai-nilai baru secara signifikan di area Sumber Daya Manusia (SDM). Bahkan 54% CEO meyakini, AI akan mengisi dan mempengaruhi peran-peran vital dalam SDM.
Sejauh ini AI telah berperan di banyak segi pekerjaan area SDM. Mulai dari membantu terlaksananya tugas-tugas administratif yang bersifat rutin, hingga menjadi tonggak pengumpulan dan pengolahan data SDM untuk menjadi dasar people analytics. Saat AI kian mendapatkan tempat di perusahaan, ada penerimaan sekaligus penolakan yang menjadi respons dari SDM yang bekerja di perusahaan tersebut. Apa saja hal yang patut diperhatikan untuk meredam resistensi sekaligus memaksimalkan manfaat AI bagi berjalankan rantai nilai di divisi SDM?
1. Otomatisasi dan penyingkatan proses bisnis
Keberadaan waktu dan fisik adalah dua tantangan besar dalam ranah SDM saat ini. Menggunakan AI untuk menjalankan proses bisnis secara otomatis membuat pimpinan bagian SDM bisa punya waktu dan fokus lebih banyak untuk bertemu dengan rekan bisnis dan karyawan-karyawan lain. Otomatisasi dan sentuhan manusia tidak selalu harus bersifat eksklusif. Menggabungkan keduanya secara bersamaan mampu menghasilkan keluaran yang lebih baik karena tetap saja perlu ada peran serta manusia asli dalam mengendalikan AI supaya berkinerja sesuai ekspektasi. Proses bisnis yang jadi lebih singkat berimbas kepada efisiensi yang semakin tinggi.
2. Berkurangnya bias atau penyimpangan
Algoritma istimewa yang dimasukkan sebagai pedoman kerja AI dapat membatasi terjadinya bias yang biasa terjadi ketika pertimbangan manusia mengganggu pengambilan keputusan. Sistem AI pun memudahkan pekerjaan dan proses bisnis untuk berjalan konsisten di dalam koridornya. Kepatuhan terhadap standar dan aturan jadi kian mudah dipantau serta dikontrol. Akan tetapi, sebuah kepemimpinan manusia tetap perlu menjadi penyeimbang. Ada hal-hal khusus yang hanya mampu dijalani dengan pengambilan keputusan konservatif dan algoritma tidak selalu dapat memahami perasaan dari hati seorang karyawan.
3. Penguasaan AI bukan hanya milik kalangan tertentu
Beberapa perusahaan memilih untuk membentuk sebuah tim kerja untuk khusus menangani AI. Padahal, sebagai terobosan yang sesuai perkembangan zaman, setiap karyawan sebaiknya mengetahui, memahami, dan mampu menggunakan AI ini dalam area kerja mereka. Anda bisa memperkenalkan AI ini secara bertahap, misalnya pertama-pertama fokuslah kepada manfaat teknologi AI tersebut dibandingkan dengan cara konvensional, terus menanjak hingga mencapai penggunaan teknologi AI sebagai bagian dari kegiatan bisnis inti, baik dikerjakan internal oleh perusahaan sendiri maupun berkolaborasi eksternal dengan pihak tepercaya.
4. Menghadapi penolakan terhadap AI
Tidak semua orang mampu dan mau berubah. Tantangan penggunaan AI di dalam bisnis, seringkali datang dari generasi lebih tua dan SDM yang memiliki kapabilitas atau wawasan teknologi tidak memadai. AI adalah wajah baru dari teknologi pendamping kerja manusia. AI justru akan meningkatkan pengalaman bagi manusia (human experience), bukan mematikan peran manusia itu sendiri. AI akan membuat manusia lebih mudah memilih dan melakukan hal lebih baik. Berkat AI, manusia bisa punya waktu interaksi lebih banyak dengan sesamanya, bukan dipusingkan oleh aneka tugas-tugas dan rutinitas yang menyita waktu. Sudut pandang dan pengetahuan semacam inilah yang perlu diperkenalkan oleh para pimpinan SDM kepada divisi kerjanya, dilanjutkan dengan membentuk budaya dan pola pikir di benak seluruh karyawan.
Anda tidak bisa melawan zaman dan perubahan membuat usaha selalu bertahan dari segala ketidakpastian. Transformasi digital akan mengubah wajah manajemen SDM di seluruh penjuru dunia. Memang, saat ini belum semua bisnis tersentuh oleh penggunaan AI. Jika bisnis Anda termasuk masih konvensional, ada baiknya melakukan semacam uji dan studi untuk mengulik manfaat AI bagi bisnis dan kapankah perusahaan Anda akan segera menerapkannya.
Sejauh ini AI telah berperan di banyak segi pekerjaan area SDM. Mulai dari membantu terlaksananya tugas-tugas administratif yang bersifat rutin, hingga menjadi tonggak pengumpulan dan pengolahan data SDM untuk menjadi dasar people analytics. Saat AI kian mendapatkan tempat di perusahaan, ada penerimaan sekaligus penolakan yang menjadi respons dari SDM yang bekerja di perusahaan tersebut. Apa saja hal yang patut diperhatikan untuk meredam resistensi sekaligus memaksimalkan manfaat AI bagi berjalankan rantai nilai di divisi SDM?
1. Otomatisasi dan penyingkatan proses bisnis
Keberadaan waktu dan fisik adalah dua tantangan besar dalam ranah SDM saat ini. Menggunakan AI untuk menjalankan proses bisnis secara otomatis membuat pimpinan bagian SDM bisa punya waktu dan fokus lebih banyak untuk bertemu dengan rekan bisnis dan karyawan-karyawan lain. Otomatisasi dan sentuhan manusia tidak selalu harus bersifat eksklusif. Menggabungkan keduanya secara bersamaan mampu menghasilkan keluaran yang lebih baik karena tetap saja perlu ada peran serta manusia asli dalam mengendalikan AI supaya berkinerja sesuai ekspektasi. Proses bisnis yang jadi lebih singkat berimbas kepada efisiensi yang semakin tinggi.
2. Berkurangnya bias atau penyimpangan
Algoritma istimewa yang dimasukkan sebagai pedoman kerja AI dapat membatasi terjadinya bias yang biasa terjadi ketika pertimbangan manusia mengganggu pengambilan keputusan. Sistem AI pun memudahkan pekerjaan dan proses bisnis untuk berjalan konsisten di dalam koridornya. Kepatuhan terhadap standar dan aturan jadi kian mudah dipantau serta dikontrol. Akan tetapi, sebuah kepemimpinan manusia tetap perlu menjadi penyeimbang. Ada hal-hal khusus yang hanya mampu dijalani dengan pengambilan keputusan konservatif dan algoritma tidak selalu dapat memahami perasaan dari hati seorang karyawan.
3. Penguasaan AI bukan hanya milik kalangan tertentu
Beberapa perusahaan memilih untuk membentuk sebuah tim kerja untuk khusus menangani AI. Padahal, sebagai terobosan yang sesuai perkembangan zaman, setiap karyawan sebaiknya mengetahui, memahami, dan mampu menggunakan AI ini dalam area kerja mereka. Anda bisa memperkenalkan AI ini secara bertahap, misalnya pertama-pertama fokuslah kepada manfaat teknologi AI tersebut dibandingkan dengan cara konvensional, terus menanjak hingga mencapai penggunaan teknologi AI sebagai bagian dari kegiatan bisnis inti, baik dikerjakan internal oleh perusahaan sendiri maupun berkolaborasi eksternal dengan pihak tepercaya.
4. Menghadapi penolakan terhadap AI
Tidak semua orang mampu dan mau berubah. Tantangan penggunaan AI di dalam bisnis, seringkali datang dari generasi lebih tua dan SDM yang memiliki kapabilitas atau wawasan teknologi tidak memadai. AI adalah wajah baru dari teknologi pendamping kerja manusia. AI justru akan meningkatkan pengalaman bagi manusia (human experience), bukan mematikan peran manusia itu sendiri. AI akan membuat manusia lebih mudah memilih dan melakukan hal lebih baik. Berkat AI, manusia bisa punya waktu interaksi lebih banyak dengan sesamanya, bukan dipusingkan oleh aneka tugas-tugas dan rutinitas yang menyita waktu. Sudut pandang dan pengetahuan semacam inilah yang perlu diperkenalkan oleh para pimpinan SDM kepada divisi kerjanya, dilanjutkan dengan membentuk budaya dan pola pikir di benak seluruh karyawan.
Anda tidak bisa melawan zaman dan perubahan membuat usaha selalu bertahan dari segala ketidakpastian. Transformasi digital akan mengubah wajah manajemen SDM di seluruh penjuru dunia. Memang, saat ini belum semua bisnis tersentuh oleh penggunaan AI. Jika bisnis Anda termasuk masih konvensional, ada baiknya melakukan semacam uji dan studi untuk mengulik manfaat AI bagi bisnis dan kapankah perusahaan Anda akan segera menerapkannya.
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
Berikan Komentar