Dirilis

26 Mei 2022

Penulis

Alin Kristiasti Fohan

Anda sudah familiar dengan istilah brand dan branding?

Brand atau merek adalah nama, desain, simbol, atau karakteristik produk atau jasa sebagai pembeda dari produk atau jasa lainnya. Sedangkan branding adalah kegiatan mempromosikan sebuah brand. Kekuatan sebuah brand dipercaya sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pertimbangan calon pembeli sebelum memutuskan membeli sebuah produk atau jasa selain harga, pelayanan dan kualitas produk atau jasa itu sendiri. 

Penyebutan “Indomie” untuk produk mie instan, “Pepsodent” untuk produk pasta gigi, dan “Aqua” untuk produk air mineral, merupakan bukti kekuatan ketiga brand tersebut yang sudah sangat melekat di benak masyarakat, meskipun produk yang dimaksud merupakan produk dari brand berbeda. 

Makanya, penting bagi pemilik usaha untuk melakukan branding. Karena semakin kuat brandnya, semakin besar potensi produk atau jasa yang ditawarkan bisa menggaet calon pembeli.

Ada banyak sekali strategi branding, salah satunya adalah dengan pendekatan emotional branding, yaitu membangun keterkaitan personal antara brand dengan emosi calon pembeli. Strategi ini dianggap lebih efektif dibandingkan dengan membandrol harga produk secara murah lho! Nah, emotional branding dengan mengangkat isu-isu sosial yang sedang terjadi di masyarakat  biasanya lebih mudah mendapat perhatian dan empati calon pembeli. 

Apalagi, saat ini masyarakat sudah semakin terbuka dengan isu-isu sosial. Sehingga brand yang menunjukkan bahwa mereka peduli dan ingin membuat dunia lebih baik lagi tentu mendapat nilai lebih di mata masyarakat. 

Dilansir cnnindonesia.com, ada 74% konsumen cenderung memilih brand yang memiliki kepedulian sosial. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Deloitte yang menunjukkan sebanyak 29% konsumen Indonesia memiliki rasa empati yang lebih tinggi sehingga memilih produk-produk dari perusahaan yang memiliki tanggung jawab terhadap isu sosial. Tertarik mencobanya?

 

Contoh Kampanye Brand Lewat Isu Sosial

Berikut ini ada 5 contoh brand yang mencuri perhatian masyarakat dengan mengkampanyekan produknya lewat isu sosial. Siapa tahu hal ini bisa menginspirasi Anda.

 

1.    Matoa, #TellYourDifference

Jika jam tangan pada umumnya yang terbuat dari stainless steel, Matoa, produsen jam tangan asli Indonesia, menggunakan kayu sebagai bahan baku utamanya yang membuatnya nampak unik. Sejalan dengan keunikannya, Matoa memiliki branding #TellYourDifference yang mengkampanyekan keberanian untuk tampil beda dengan ciri khas diri sendiri. 

Kampanye ini sebagai respon terhadap terjadinya diskriminasi di tengah masyarakat yang menyebabkan orang untuk kehilangan ciri khas dirinya karena takut dianggap berbeda.

 

2.    Lifebuoy, Cuci Tangan Pakai Sabun


Jauh sebelum pandemi, Lifebuoy sudah dikenal dengan branding “cuci tangan memakai sabun”. Hal ini menunjukkan kepedulian Lifebuoy terhadap kebersihan dan kesehatan masyarakat. Edukasi juga dilakukan untuk meningkatkan kesadarakan masyarakat akan risiko penyakit yang bisa timbul akibat tidak menjaga kebersihan. 

Mungkin itu sebabnya di masa pandemi, masyarakat semakin terngiang-ngiang dengan produk ini karena cuci tangan dengan sabun sudah jadi kebiasaan sehari-hari ya.

 

3.    Bango, Bango Pangan Lestari

Meskipun memiliki manfaat yang tinggi, produksi kedelai di Indonesia belum memberikan hasil yang menggembirakan. Terbatasnya lahan pertanian, produktivitas rendah dan harga kedelai lokal yang kalah saing dengan kedelai impor membuat petani tidak mendapat insentif yang cukup untuk mengusahakan tanaman ini. Kebayang kan bagaimana kehidupan petani kedelai dengan keadaan ini?

Bango melalui branding "Bango Pangan Lestari" mendukung 10.500 petani kedelai hitam Malika untuk hidup lebih produktif dan sejahtera melalui edukasi praktik pertanian berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan petani kedelai bisa memiliki taraf hidup yang lebih baik.

 

4.    Make Over, Beauty All Ways

Indonesia memiliki ragam suku yang juga mempengaruhi penampilan masyarakatnya, baik warna kulit, maupun jenis rambut. Terkadang, hal ini menimbulkan persepsi miring terhadap standar good looking. Padahal, setiap perbedaan itu memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. 

Make Over sebagai salah satu brand make up lokal melalui kampanyenya “Beauty All Ways”meyakini bahwa setiap perempuan memiliki kelebihannya dan caranya masing-masing untuk menjadi cantik.

 

5.    Victoria’s Secret, VS’s Collective

Tidak asing dengan brand internasional satu ini dong?

Sebelumnya Victoria Secret dikenal sebagai brand pakaian dalam yang menampilkan para Angels bersayap dalam parade supermodel ternama yang menampilkan lekukan tubuh mereka yang sempurna. Namun belakangan ini, Angels yang merepresentasikan Victoria Secret rupanya berbeda dengan stereotype tersebut.

Melalui kampanye “VS’s Collective”, Victoria Secret menampilkan model dengan bentuk tubuh dan ras yang lebih beragam sebagai wujud komitmen Victoria’s Secret yang ingin berubah menjadi advokat untuk pemberdayaan perempuan di seluruh dunia.

Perubahan ini ditanggapi beragam juga oleh berbagai pihak. Ada yang setuju dan bangga, ada juga yang tidak setuju karena dianggap model terbaru VS sudah tidak mewakili fantasi mereka. Menurut Anda bagaimana?

Nah, itulah 5 brand yang mencuri perhatian masyarakat dengan mengkampanyekan produknya lewat isu sosial. Bagaimana dengan brand Anda?

Jika Anda memiliki pertanyaan lain seputar keuangan dan usaha, silakan ajukan pertanyaan Anda di kolom Tanya Ahli! Silakan daftarkan juga diri Anda untuk akses ke tips dan info lainnya.

Sumber:

Berbagai sumber

Penilaian :

5.0

3 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

siska pratiwi

04 Desember 2023

Hapuslah berita dengan mengeluarkan berita

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS