10 Desember 2018
Dirilis
Penulis
Tim Daya Tumbuh Usaha
Hari raya biasanya menjadi ‘zona perang’ bagi para pelaku bisnis, dengan konsumen yang menjadi rebutannya. Dengan daya beli yang tinggi di liburan Natal dan Tahun Baru, para pelaku bisnis harus lebih pintar memutar otak untuk menciptakan amunisi yang mampu membidik target pasar agar tepat sasaran. Berbeda pada bulan-bulan biasanya, liburan Natal dan Tahun Baru memiliki tema khusus. Hal ini membuat Anda harus menggunakan strategi khusus untuk merebut peluang pasar. Nah, agar perusahaan bisa menciptakan marketing sukses di liburan Natal dan Tahun Baru, ada beberapa tips yang harus diketahui dan terapkan dalam penyusunan strategi pemasaran. Apa sajakah itu?
Tentukan Tujuan Strategi Marketing dan Potensi Hambatan
Sebelum membuat kampanye atau promosi tertentu, sebaiknya Anda dan tim mengadakan diskusi internal mengenai tujuan dari strategi marketing ini terlebih dahulu. Apakah ingin perusahaan atau produk Anda lebih dikenal, ataukah ingin meningkatkan jumlah pembelian? Atau, mungkin ingin menguatkan citra perusahaan di mata masyarakat? Apa pun jawabannya, jika sudah mengetahui tujuan dari promosi ini, akan lebih mudah dalam membuat guidelines sebagai proyeksi strategi ini.
Setelah itu, tentukan apa saja hal yang kira-kira bisa menjadi hambatan dalam mencapai tujuan dari strategi ini. Bisa saja kekurangan sumber daya manusia, yang membuat Anda harus mempekerjakan karyawan lepas. Bisa jadi, tidak memiliki koneksi ke beberapa supplier, vendor, atau talent. Buatlah daftar kepentingan dan hambatan, sehingga bisa segera mengantisipasi dan mencari jalan keluarnya.
Tentukan Target Pasar dan Pilihan Channel Promosi
Bagaimana cara menentukan target pasar atau calon pembeli? Nah, Anda bisa menanyakan hal ini pada diri sendiri: “Kalau tiap orang yang menonton atau melihat materi promosi perusahaan saya dibayar sebesar Rp50.000, orang seperti apa yang diinginkan?” Daripada membabi buta dengan melakukan promosi besar namun target pembelinya kurang jelas, lebih baik diperjelas dulu siapa calon pembeli. Ingat, sepotong kue yang lezat jauh lebih baik dibanding seloyang kue yang rasanya kurang sedap. Oleh karena itu, sangatlah perlu mengenali produk Anda sendiri. Dibuat untuk siapakah produk yang dikembangkan ini?
Lakukan Pendekatan Menggunakan Konteks Khas Libur Natal dan Tahun Baru
Masyarakat akan lebih mudah menerima promosi yang merepresentasikan diri mereka atau kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, lakukanlah pendekatan sesuai konteks liburan Natal dan Tahun Baru. Anda bisa memanfaatkan topik Natal dan Tahun Baru, agar relevan dengan audience. Bisa juga menggunakan simbol-simbol ikonis seputar liburan Natal dan Tahun Baru, seperti bintang, atau salju untuk menarik peminat.
Kalau Anda juga memiliki konten berupa artikel singkat di situs maupun di media sosial, jangan lupakan segi kontekstual ini. Pastikan mengangkat isu-isu seputar liburan Natal dan Tahun Baru, baik itu kegiatan, makanan, atau ibadahnya. Anda juga bisa memanfaatkan Google Analytic untuk mencari tahu kata kunci apa saja yang paling dicari selama beberapa minggu terakhir. Hal ini bisa memperkaya topik tulisan Anda.
Kemas Inti Liburan Natal dan Tahun Baru dalam Komunikasi
Ini yang biasanya dilakukan oleh para pemain besar di industri bisnis. Banyak yang menggunakan konsep marketing soft-selling dalam konten promosi. Meskipun menjual produk atau jasa, mereka tidak menyodorkan hal-hal tersebut dengan jelas dalam iklan. Sebaliknya, mereka mengemasnya dengan ‘cerita’ yang lebih mudah diingat dan berpotensi menjadi viral.
Kalau ingin mencoba strategi ini, bisa mulai dengan tema cerita yang ingin dihadirkan untuk mengemas produk hingga disukai audience. Tema cerita Natal bisa diambil dari mengambil inti dari Natal dan Tahun Baru itu sendiri: menebar kebaikan, mencari pahala, menguji kesabaran, hangatnya rasa kekeluargaan, hingga momen berbagi. Anda bisa mengangkat pelajaran yang bisa didapat selama liburan Natal dan Tahun Baru ini dan integrasikan dengan produk unggulan.
Pelajari Ide dari Brand Internasional, Sesuaikan dengan Budaya Indonesia
Jangan lupa, perayaan Natal dijalankan oleh semua umat Kristiani di berbagai negara. Oleh karena itu, negara-negara tersebut tentunya memiliki konten marketing yang mengangkat tema liburan Natal dan Tahun Baru, bukan? Sebagai perbandingan dan sumber inspirasi, bisa mempelajari berbagai iklan yang juga menjual produk dan jasa yang bervariasi, mulai dari produk mode, makanan cepat saji, kopi, furnitur, hingga kopi kemasan. Cari elemen yang menonjol dari iklan-iklan ini (baik iklan televisi atau iklan di media cetak). Cari tahu juga apakah elemen tersebut dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia? Iklan tersebut mungkin bisa sukses di negara A, tapi mungkin kurang cocok di Indonesia karena segi budaya.
Perlu diingat, hindari menjiplak mentah-mentah iklan yang menurut Anda bagus, yah! Tidak ada masyarakat yang menyukai konten dengan unsur plagiarisme. Bisa-bisa, produk Anda terkenal karena hujatan terkait plagiarisme dan bukan karena keunggulan kualitasnya. Tidak mau hal itu terjadi, bukan? Ingatlah, tidak ada ide yang buruk, yang ada hanyalah ide yang tidak dikembangkan. Untuk menciptakan sesuatu yang kreatif, gabungkan beberapa elemen, berpikir out of the box, dan bersenang-senanglah ketika mewujudkannya.
Lakukan Riset Pasar
Agar strategi marketing bisa berjalan sukses di liburan Natal dan Tahun Baru, ada baiknya membentuk tim yang bertugas untuk meriset keinginan pasar. Apa produk atau jenis produk yang sedang digilai masyarakat Indonesia? Apa tren yang tengah populer? Setelah itu, buatlah analisis mengenai perusahaan atau bisnisnya. Pastikan menemukan jawaban untuk pertanyaan berikut.
Tayangkan Konten Anda di Momen Prime Time
Momentum adalah hal yang cukup krusial, jika dilihat dari sudut pandang marketing, karena hal ini akan mempengaruhi engagement ataupun penjualan. Contohnya, Anda baru membuat promosi berupa diskon atau barang baru ketika liburan Natal dan Tahun Baru sudah berlangsung separuhnya. Atau, membuat promo THR di minggu Natal, di saat orang lain sudah menghabiskan dana THR mereka. Tentu hal ini tidak akan berguna bukan.
Tidak hanya momentum terkait periode dalam penanggalan. Momentum dalam hitungan jam juga berpengaruh besar, terutama jika perusahaan atau produk memiliki basis audience yang besar di media sosial.
Tentukan Tujuan Strategi Marketing dan Potensi Hambatan
Sebelum membuat kampanye atau promosi tertentu, sebaiknya Anda dan tim mengadakan diskusi internal mengenai tujuan dari strategi marketing ini terlebih dahulu. Apakah ingin perusahaan atau produk Anda lebih dikenal, ataukah ingin meningkatkan jumlah pembelian? Atau, mungkin ingin menguatkan citra perusahaan di mata masyarakat? Apa pun jawabannya, jika sudah mengetahui tujuan dari promosi ini, akan lebih mudah dalam membuat guidelines sebagai proyeksi strategi ini.
Setelah itu, tentukan apa saja hal yang kira-kira bisa menjadi hambatan dalam mencapai tujuan dari strategi ini. Bisa saja kekurangan sumber daya manusia, yang membuat Anda harus mempekerjakan karyawan lepas. Bisa jadi, tidak memiliki koneksi ke beberapa supplier, vendor, atau talent. Buatlah daftar kepentingan dan hambatan, sehingga bisa segera mengantisipasi dan mencari jalan keluarnya.
Tentukan Target Pasar dan Pilihan Channel Promosi
Bagaimana cara menentukan target pasar atau calon pembeli? Nah, Anda bisa menanyakan hal ini pada diri sendiri: “Kalau tiap orang yang menonton atau melihat materi promosi perusahaan saya dibayar sebesar Rp50.000, orang seperti apa yang diinginkan?” Daripada membabi buta dengan melakukan promosi besar namun target pembelinya kurang jelas, lebih baik diperjelas dulu siapa calon pembeli. Ingat, sepotong kue yang lezat jauh lebih baik dibanding seloyang kue yang rasanya kurang sedap. Oleh karena itu, sangatlah perlu mengenali produk Anda sendiri. Dibuat untuk siapakah produk yang dikembangkan ini?
Lakukan Pendekatan Menggunakan Konteks Khas Libur Natal dan Tahun Baru
Masyarakat akan lebih mudah menerima promosi yang merepresentasikan diri mereka atau kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, lakukanlah pendekatan sesuai konteks liburan Natal dan Tahun Baru. Anda bisa memanfaatkan topik Natal dan Tahun Baru, agar relevan dengan audience. Bisa juga menggunakan simbol-simbol ikonis seputar liburan Natal dan Tahun Baru, seperti bintang, atau salju untuk menarik peminat.
Kalau Anda juga memiliki konten berupa artikel singkat di situs maupun di media sosial, jangan lupakan segi kontekstual ini. Pastikan mengangkat isu-isu seputar liburan Natal dan Tahun Baru, baik itu kegiatan, makanan, atau ibadahnya. Anda juga bisa memanfaatkan Google Analytic untuk mencari tahu kata kunci apa saja yang paling dicari selama beberapa minggu terakhir. Hal ini bisa memperkaya topik tulisan Anda.
Kemas Inti Liburan Natal dan Tahun Baru dalam Komunikasi
Ini yang biasanya dilakukan oleh para pemain besar di industri bisnis. Banyak yang menggunakan konsep marketing soft-selling dalam konten promosi. Meskipun menjual produk atau jasa, mereka tidak menyodorkan hal-hal tersebut dengan jelas dalam iklan. Sebaliknya, mereka mengemasnya dengan ‘cerita’ yang lebih mudah diingat dan berpotensi menjadi viral.
Kalau ingin mencoba strategi ini, bisa mulai dengan tema cerita yang ingin dihadirkan untuk mengemas produk hingga disukai audience. Tema cerita Natal bisa diambil dari mengambil inti dari Natal dan Tahun Baru itu sendiri: menebar kebaikan, mencari pahala, menguji kesabaran, hangatnya rasa kekeluargaan, hingga momen berbagi. Anda bisa mengangkat pelajaran yang bisa didapat selama liburan Natal dan Tahun Baru ini dan integrasikan dengan produk unggulan.
Pelajari Ide dari Brand Internasional, Sesuaikan dengan Budaya Indonesia
Jangan lupa, perayaan Natal dijalankan oleh semua umat Kristiani di berbagai negara. Oleh karena itu, negara-negara tersebut tentunya memiliki konten marketing yang mengangkat tema liburan Natal dan Tahun Baru, bukan? Sebagai perbandingan dan sumber inspirasi, bisa mempelajari berbagai iklan yang juga menjual produk dan jasa yang bervariasi, mulai dari produk mode, makanan cepat saji, kopi, furnitur, hingga kopi kemasan. Cari elemen yang menonjol dari iklan-iklan ini (baik iklan televisi atau iklan di media cetak). Cari tahu juga apakah elemen tersebut dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia? Iklan tersebut mungkin bisa sukses di negara A, tapi mungkin kurang cocok di Indonesia karena segi budaya.
Perlu diingat, hindari menjiplak mentah-mentah iklan yang menurut Anda bagus, yah! Tidak ada masyarakat yang menyukai konten dengan unsur plagiarisme. Bisa-bisa, produk Anda terkenal karena hujatan terkait plagiarisme dan bukan karena keunggulan kualitasnya. Tidak mau hal itu terjadi, bukan? Ingatlah, tidak ada ide yang buruk, yang ada hanyalah ide yang tidak dikembangkan. Untuk menciptakan sesuatu yang kreatif, gabungkan beberapa elemen, berpikir out of the box, dan bersenang-senanglah ketika mewujudkannya.
Lakukan Riset Pasar
Agar strategi marketing bisa berjalan sukses di liburan Natal dan Tahun Baru, ada baiknya membentuk tim yang bertugas untuk meriset keinginan pasar. Apa produk atau jenis produk yang sedang digilai masyarakat Indonesia? Apa tren yang tengah populer? Setelah itu, buatlah analisis mengenai perusahaan atau bisnisnya. Pastikan menemukan jawaban untuk pertanyaan berikut.
- Apa yang akan membuat perusahaan atau produk Anda terasa spesial, jika dilihat dari sudut pandang audience?
- Apa yang akan membuatnya tidak dilirik audience dan apa yang menjadi penyebabnya?
- Adakah faktor eksternal atau tren yang bisa membantu strategi marketing? Sebaliknya, adakah yang juga bisa menjadi ancaman atau hambatan?
Tayangkan Konten Anda di Momen Prime Time
Momentum adalah hal yang cukup krusial, jika dilihat dari sudut pandang marketing, karena hal ini akan mempengaruhi engagement ataupun penjualan. Contohnya, Anda baru membuat promosi berupa diskon atau barang baru ketika liburan Natal dan Tahun Baru sudah berlangsung separuhnya. Atau, membuat promo THR di minggu Natal, di saat orang lain sudah menghabiskan dana THR mereka. Tentu hal ini tidak akan berguna bukan.
Tidak hanya momentum terkait periode dalam penanggalan. Momentum dalam hitungan jam juga berpengaruh besar, terutama jika perusahaan atau produk memiliki basis audience yang besar di media sosial.
Sumber:
Diolah dari berbagai sumber
Nawawi
18 October 2024
Terima Kasih informasi nya sangat bagus
Balas
.0