Dirilis

02 Juli 2021

Penulis

Wisnu Dewobroto

Jika bisnis Anda masih bertahan di masa pandemi ini, maka selayaknya Anda bersyukur, karena ada ribuan toko terpaksa tutup, bahkan bagi bisnis yang sudah stabil sekalipun. 
Namun pertanyaan utamanya sekarang adalah, bagaimana cara Anda mengatur keuangan bisnis Anda agar bisa tetap bertahan hingga pandemi ini berakhir nanti? 



 

11 Cara untuk Mengatur Keuangan Bisnis Anda

Berikut 11 cara yang dapat Anda pertimbangkan untuk mengatur keuangan bisnis Anda agar tetap dapat bertahan di masa pandemi.

 

1. Periksa Kesehatan Finansial 

Financial health atau kesehatan finansial jadi hal yang paling penting untuk Anda cek di masa pandemi. Terlebih karena pasti akan ada perubahan dari segi pemasukan maupun pengeluaran bisnis. 

Pengecekan kesehatan finansial dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi potensi kebocoran keuangan, meminimalisir potensi kebangkrutan, menemukan sumber masalah keuangan, hingga memperbaiki masalah keuangan secara keseluruhan. 

Beberapa istilah dalam financial health adalah sebagai berikut:
  1. Rasio Likuiditas
    Berapa lama uang kas yang dimiliki bisa memenuhi pengeluaran?

  2. Rasio Tabungan
    Berapa banyak jumlah pendapatan yang ditabung tiap bulannya? 

  3. Rasio Solvabilitas
    Menggambarkan potensi kebangkrutan pada sebuah usaha. 


     

2. Minimalisir Fixed Cost

Di masa pandemi ini, mau tidak mau Anda sebagai pebisnis harus beradaptasi dengan pemasukan yang lebih kecil karena daya beli masyarakat yang juga turut berkurang. Untuk menyiasati hal ini, Anda bisa meminimalisir fixed cost misalnya biaya sewa ruko dengan mengubah toko Anda ke bentuk virtual.

Jika modal yang dibutuhkan untuk membuat produk Anda relatif tinggi, maka Anda bisa coba mencari produk lain dengan modal produksi yang lebih kecil untuk mengurangi fixed cost dan memperbesar margin.


 

3. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

Bukan hanya ketika masa pandemi, harusnya langkah ini sudah Anda lakukan sejak lama. Bisnis adalah bisnis. Jangan sampai Anda merasa keuangan bisnis Anda positif padahal sudah tercampur dengan keuangan pribadi Anda. Sebaliknya juga, jangan sampai Anda menggunakan keuangan bisnis untuk kebutuhan pribadi. Semasa pandemi, pemisahan keuangan jadi jauh lebih penting daripada sebelumnya. 

Baca juga: 3 Kiat Mengatur Keuangan Pribadi di Masa Pandemi COVID-19


 

4. Fokus pada Kebutuhan Masyarakat

Sebagai pengusaha, pasti kita memiliki nilai-nilai sendiri yang kita pegang ketika di awal membuka bisnis. Semisalkan Anda menyukai travelling dan Anda ingin memudahkan orang-orang yang memiliki passion sama seperti Anda untuk bisa jalan-jalan ke luar negeri secara mudah. 

Namun, hal ini jelas tak mungkin bisa dilakukan di masa pandemi. Mau tidak mau Anda harus menurunkan obsesi dan ego Anda. Daripada berfokus pada bisnis yang ingin Anda buat, fokuslah pada kebutuhan konsumen saat ini. 

Di masa pandemi ini, bisnis E-commerce, produk kesehatan, dan gim sedang diminati masyarakat. Anda bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengubah model bisnis Anda agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 


 

5. Tetapkan Anggaran Berdasarkan Fungsi

Jika sebelum pandemi Anda menggunakan tiap anggaran yang Anda miliki tanpa berpikir panjang, maka Anda harus mengubah kebiasaan ini sekarang. Di masa pandemi, ada baiknya Anda menetapkan tiap anggaran untuk fungsi atau channel bisnis Anda. 

Misalkan, Anda bisa menetapkan 40% anggaran untuk modal, 30% operasional dan 20% untuk marketing. Dengan begitu, proses bisnis juga bisa berjalan lebih efektif dan Anda juga bisa terhindar dari terjadinya over-budget


 

6. Profit Bukan Prioritas

Sejujurnya di masa pandemi ini, bisa bertahan dan tetap menjalankan bisnis sudahlah sangat baik. Daripada berfokus terhadap profit sebanyak-banyaknya, fokuslah untuk membuat cash flow Anda tetap positif. Asalkan Anda bisa membayar gaji karyawan dan hutang-hutang, maka hal tersebut sudah cukup baik. 

Ketika kondisi pandemi ini sudah mulai membaik, barulah Anda bisa memikirkan lebih lanjut tentang pengembangan bisnis Anda. 



 

7. Siapkan Dana Darurat

Ketika cash flow sudah negatif, maka berakhirlah bisnis Anda. Masa pandemi ini mungkin bisa menjadi pukulan pengingat bagi kita semua mengenai pentingnya dana darurat untuk membuat bisnis kita tetap berjalan. 

Dana darurat bisa variatif jumlahnya, namun Anda bisa menyiapkan sekitar 6-12 kali pengeluaran per bulan bisnis Anda. Jika hal terburuk terjadi, paling tidak Anda masih bisa menjalankan operasi bisnis Anda selama setahunan. 

Baca juga: Perencanaan Dana Darurat di Tengah Kondisi Darurat Pandemi


 

8. Negosiasi Harga dengan Supplier

Kondisi pandemi membuat bisnis Anda harus meminimalisir segala biaya, termasuk biaya bahan dasar. Selain itu, ada juga kemungkinan supplier Anda menaikkan harga karena jumlah pelanggan mereka yang semakin berkurang. 

Menghadapi hal ini, Anda jelas harus melakukan negosiasi. Contohnya dengan meminta diskon atau penundaan pembayaran dengan janji kontrak yang lebih panjang. Pastikan terdapat win-win solution antar kedua belah pihak. 

Jika kesepakatan tidak bisa dicapai, maka Anda bisa mencoba mencari supplier lain. Untuk mempermudah, hubungilah kolega atau teman lama Anda sebelumnya. 


 

9. Carilah Solusi yang Kreatif

Meskipun bisnis Anda tidak berjalan sebaik sebelumnya, bukan berarti ini waktunya bagi Anda untuk menyerah. Cobalah mencari jalan lain untuk memperoleh uang tambahan, misalnya dengan menawarkan produk atau layanan baru yang menarik perhatian konsumen seperti kelas online atau menjual barang-barang yang sudah tidak lagi Anda gunakan. 

 

10. Catat Tenggat Waktu Pengeluaran

Bayangkan jika di situasi pandemi ini, Anda secara tidak sengaja terlambat membayar tagihan yang akan berdampak pada denda. Tentunya hal tersebut akan sangat menyebalkan mengingat jumlah pemasukan yang berkurang di masa pandemi. Mulai dari tagihan supplier hingga pajak, pastikan Anda mencatat kapan Anda harus membayarnya sehingga bisa terhindar dari resiko denda. 

 

11. Mendaftar Program Bantuan

Menghadapi pandemi ini, pemerintah bukannya tidak turun tangan untuk membantu masyarakat. Sebagai bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah memberikan beberapa bantuan kepada UMKM. 
  1. Listrik Gratis
    Pelaku bisnis yang berlangganan B1 450 V dan l1 450 VA berhak untuk meneruiima listrik gratis yang dapat diakses melalui situs web Perusahaan Listrik Negara (PLN), yaitu pln.co.id. Cara lainya adalah dengan menghubungi nomor WhatsApp PLN di 08122123123 dan mengetik kata kunci Listrik Gratis. 

  2. Bantuan Langsung Tunai (BLT)
    Selain itu, pemerintah juga menawarkan bantuan BLT kepada pelaku UMKM sebesar Rp 2,4 juta. Bantuan tahap pertama telah dianggarkan oleh pemerintah sebesar Rp 22 triliun dan menyasar 9,1 juta UMKM. Persyaratannya pun tergolong mudah, Anda harus merupakan Warga Negara Indonesia (WNI), mempunyai usaha mikro, Nomor Induk Kependudukan (KTP), serta bukan merupakan anggota ASN, TNI/Polri maupun pegawai BUMN/BUMD. 

  3. Jangan Langsung Gunakan Dana Darurat
    Anda melihat bisnis Anda mengalami penurunan drastis, namun jangan sampai Anda langsung mengambil langkah ceroboh dan menggunakan dana darurat Anda untuk membuat bisnis Anda berjalan. Tunggulah beberapa saat dulu dan jika bisnis Anda memang sudah tidak berpotensi lagi untuk bertahan, Anda bisa menggunakan opsi untuk membuka bisnis baru dengan modal yang lebih kecil. 

Itu dia beberapa tips mengatur keuangan yang bisa Anda lakukan di masa pandemi. Meskipun rasanya sangat berat, segalanya pasti akan membaik pada waktunya. Pastikan Anda tetap bertahan dan jangan biarkan pandemi ini mematahkan semangat Anda. Apabila Anda masih memiliki pertanyaan terkait pembahasan ini, Anda bisa bertanya dengan mitra ahli kami melalui fitur Tanya Ahli.

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Wisnu Dewobroto

Pendamping UMKM

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS