Dirilis

19 April 2021

Penulis

Ari Handojo

Apakah Anda tahu apa itu diversifikasi usaha? Diversifikasi adalah strategi pertumbuhan yang melibatkan penambahan produk, layanan, dan pasar, ke bisnis inti perusahaan Anda. Atau lebih mudahnya, dengan diversifikasi, Anda melakukan hal lain dalam bisnis, namun tidak jauh dari bisnis utama Anda. Nanti kita bahas contoh dari diversifikasi usaha.

Tapi kenapa pelaku usaha, termasuk Anda, melakukan diversifikasi usaha? Jika diibaratkan, dengan diversifikasi usaha, Anda menempatkan telur di banyak keranjang. Dan itu adalah salah satu cara untuk meminimalkan risiko terhadap perusahaan.

Ya, seringkali, para pelaku usaha melakukan diversifikasi untuk mengelola risiko, dengan meminimalkan potensi risiko pada bisnis selama penurunan ekonomi. Ide dasarnya adalah berekspansi menjadi aktivitas bisnis yang tidak bereaksi negatif terhadap penurunan ekonomi yang sama seperti aktivitas bisnis Anda saat ini.

Apabila salah satu bisnis Anda terpukul di pasar, maka bisnis Anda yang lain akan membantu mengimbangi kerugian dan menjaga perusahaan tetap hidup. Strategi diversifikasi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu secara horizontal dan vertikal. Mari kita pahami keduanya.





Baca juga : Pertimbangkan 4 Hal ini Sebelum Ekspansi Usaha dan Hindari Kebangkrutan Saat Memperluas Usaha

 

Strategi Diversifikasi Horizontal

Cara yang paling mudah untuk melakukan diversifikasi adalah dengan memperluas rangkaian produk yang sudah Anda tawarkan, yang disebut sebagai diversifikasi horizontal. Biasanya produk baru tersebut sangat erat kaitannya dengan bisnis utama saat ini.

Misalnya, produsen sepatu wanita mengembangkan lini sepatu untuk anak-anak. Atau misalnya, toko yang menjual kemeja pria juga menawarkan berbagai macam dasi, kancing manset atau bahkan jas.

Dengan diversifikasi horizontal, bisnis Anda akan dapat mengurangi sebagian risikonya sambil memanfaatkan sinergi tertentu.

Contohnya dengan produsen sepatu tersebut. Biaya tambahan pembuatan sepatu anak-anak dapat diatur dengan mudah karena alat, perlengkapan dan keterampilan teknis pembuatan sepatu sudah dimiliki. Pelanggan Anda sekarang yang memiliki anak dan pelanggan baru akan menjadi target pasar Anda.

Secara tidak langsung Anda akan memperluas target pasar Anda dan penjualan Anda akan bertambah dengan adanya produk baru tersebut.

Baca juga : Merencanakan Bisnis Menggunakan Business Model Canvas (Bagian 1)


 

Strategi Diversifikasi Vertikal

Dengan diversifikasi vertikal, perusahaan yang sudah beroperasi di salah satu area memilih untuk berekspansi ke area lain. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh kendali atas langkah produksi atau distribusi tambahan.

Diversifikasi vertikal, yang juga biasa disebut sebagai integrasi vertikal, bisa bergerak ke depan (maju) maupun ke belakang (mundur).





Jika bergerak vertikal ke depan terjadi ketika bisnis bergerak maju di dalam rantai pasokan, yaitu lebih dekat dengan pelanggan. Misalnya, Anda sebagai produsen sepatu dapat memulai jaringan toko sendiri, yang memungkinkan Anda untuk mengontrol penjualan ke pelanggan sebagai pemakai akhir (end user).

Namun jika bergerak vertikal ke belakang terjadi ketika bisnis bergerak ke arah belakang di dalam rantai pasokan dan menjadi pemasoknya sendiri. Misalnya, Anda sebagai produsen sepatu melakukan akuisisi (mengambil alih) bisnis penyamakan kulit, sehingga mengurangi ketergantungan bisnis sepatu Anda terhadap pemasok kulit.

Dengan melakukan diversifikasi secara vertikal, bisnis dapat memanfaatkan kompetensi yang ada. Hal ini juga dapat mengurangi biaya dan tetap melakukan aktivitas bisnisnya untuk membawa produk atau layanan ke pasar. Pada saat yang sama, ketergantungannya pada pemasok asli atau tim penjualan di luar perusahaan juga berkurang.

Contoh yang paling terkenal dari strategi diversifikasi vertikal yang sukses adalah Apple. Apple memproduksi chip khusus, teknologi layar, dan sidik jari ID sentuh untuk iPhone dan iPad. Hal tersebut adalah contoh integrasi vertikal ke belakang. Pada saat yang sama, Apple telah mencapai diversifikasi vertikal ke depan dengan membuka rantai toko ritel yang secara eksklusif menjual produk Apple.

Baca juga : 5 Kiat agar Usaha Stabil dan 6 Cara Mendapatkan Modal untuk Pengembangan Usaha

Diversifikasi biasanya diperlukan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari bisnis selama tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Idealnya, bisnis inti Anda sudah mapan sebelum Anda meluncurkan produk baru atau memasuki pasar baru. Perlu diwaspadai bahwa diversifikasi akan sangat menyita waktu manajemen dan mengalihkan perhatian dari bagian lain di bisnis Anda. Dan risikonya semakin membesar ketika Anda berada semakin jauh dari zona nyaman Anda.

Rencanakan dengan cermat dan lakukan riset pasar untuk mendapatkan hasil terbaik. Dengan rencana yang tepat, Anda dapat menggunakan diversifikasi untuk membuka peluang yang menguntungkan bagi bisnis Anda.

Untuk pertanyaan lebih lanjut, Anda dapat membaca artikel terkait di laman daya.id, atau Anda dapat berkonsultasi langsung dengan saya melalui fitur Tanya Ahli.

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Penilaian :

5.0

2 Penilaian

Share :

Berikan Komentar

M yusuf hutasuhut

01 Desember 2021

👍👍👍

Balas

. 0

Ada yang ingin ditanyakan?
Silakan Tanya Ahli

Ari Handojo

Business Coach

1 dari 3 konten bebas || Daftar dan Masuk untuk mendapatkan akses penuh ke semua konten GRATIS